Bagi sebagian orang, tempat ini mungkin menjadi pelarian dari kepadatan rumah, dari tekanan pekerjaan, atau sekadar dari dunia luar yang terasa terlalu cepat. Di balik rak-rak buku itu, ada harapan-harapan kecil yang tumbuh diam-diam, tentang skripsi yang ingin diselesaikan, mimpi yang ingin dikejar, atau mungkin sekadar malam yang ingin dilewati dengan damai.
Meski begitu, suasana damai tetap terasa di tiap sudut ruang. Tumpukan buku, jendela tinggi, dan cahaya lampu kuning hangat seolah memeluk siapa pun yang datang. Di lantai empat, anak-anak berlarian pelan di antara rak, sementara mahasiswa tenggelam dalam layar laptop dan lembar catatan.Â
Kebijakan ini mungkin hanya soal jam. Tapi bagi banyak orang, malam di Perpustakaan Cikini adalah ruang aman untuk belajar, merenung, bahkan merawat harapan. Bahwa di tengah bisingnya Jakarta, masih ada tempat untuk tenang, meski hanya sebentar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI