Mohon tunggu...
Siti Roikhanah
Siti Roikhanah Mohon Tunggu... Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

NIM 24107030126

Selanjutnya

Tutup

Seni

Jarik, Warisan yang Dilestarikan Dari tangan Ibu-ibu Blawong

12 Juni 2025   06:00 Diperbarui: 12 Juni 2025   05:02 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jenis-jenis  Motif Jarik (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Jenis-jenis  Motif Jarik (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Dalam setiap helaian jarik yang dijahit, tersimpan filosofi Jawa: ketekunan, keharmonisan, dan rasa hormat pada yang lampau. Bagi Ibu Markhanah, mempertahankan nilai-nilai itu adalah misi utama. Tak heran jika ia begitu selektif terhadap bahan dan motif.

Sebagian besar bahan ia datangkan dari Pekalongan, pusat batik yang juga kaya akan motif klasik dan kontemporer. Ia memesannya secara online, menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan selera konsumen yang terus berubah. Namun, meski bahan bisa dari luar kota, nilai-nilai dalam proses produksi tetap dijaga: dikerjakan dengan tangan, dengan hati, dan dengan kebanggaan akan warisan leluhur.

"Kita ini cuma perantara," katanya pelan. "Yang penting jangan merusak apa yang sudah bagus dari dulu. Tinggal kita jaga dan teruskan."

Saat Tenaga Kerja Menjadi Tantangan

Meski permintaan pasar semakin besar, Ibu Markhanah tak selalu bisa menyambutnya dengan tangan terbuka. Masalah klasik UMKM datang menghampiri: tenaga kerja yang tidak selalu stabil.

"Kadang pesanan banyak, tapi yang kerja malah berkurang. Atau tidak bisa capai target," ujarnya. Hal ini membuat pengiriman sempat beberapa kali tertunda. Akhirnya, Khana Manten memilih untuk lebih selektif. Jika pesanan dianggap terlalu rumit atau tidak memungkinkan diselesaikan tepat waktu, lebih baik ditolak daripada kualitas dikorbankan.

Baginya, mempertahankan kepercayaan lebih penting daripada mengejar kuantitas. "Orang beli bukan cuma kain, tapi juga rasa percaya," ucapnya mantap.

Menjadi Inspirasi dari Dapur Kain Tradisi

Foto Saat Kunjungan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Foto Saat Kunjungan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Kisah Ibu Markhanah dan Khana Manten bukan sekadar cerita tentang menjahit jarik. Ini tentang melestarikan budaya, memberdayakan komunitas, dan mewujudkan kemandirian ekonomi dari rumah sendiri. Dalam setiap jahitan dan detail payet, terselip pesan bahwa tradisi bisa tetap hidup di tangan-tangan perempuan desa yang bersahaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun