Mohon tunggu...
Siti Rachmawati
Siti Rachmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa

43221120010 - S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Etika Stoicism Sebagai Transfigurasi Diri Menjadi Sarjana Berbahagia

29 September 2025   22:26 Diperbarui: 29 September 2025   22:27 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Modul Perkuliahan 2. Prof. Apollo)

Pada masa itu, Zeno melakukan pengajaran dengan cara yang agak tak biasa, yaitu dengan duduk berbicara di teras pendopo yang terletak agak jauh dari keramaian pasar. Pendekatan pengajaran dan cara dia mendirikan akademinya ini yang kemudian memberikan nama pada aliran filsafat ini, yaitu stoikisme. Penggunaan istilah "stoik" lebih merujuk pada bundaran tiang penopang yang mendukung teras tempat Zeno mengadakan diskusi dan pengajaran.

Stoisisme berawal dari pandangan Socrates dan Plato, yang dimodifikasi oleh Zeno of Citium (sekitar 335--sekitar 263 SM) dan kemudian oleh Chrysippus (sekitar 280--206 SM). Stoisisme secara bertahap memperoleh pengaruh di Roma, terutama melalui Cicero (106--43 SM) dan kemudian melalui Seneca (4 SM--65 M). Patut dicatat, para pendukung utamanya mencakup seorang budak, Epiktetus (55--sekitar 135), dan seorang kaisar, Marcus Aurelius (121--180). Hal ini merupakan ilustrasi yang baik dari pesan Stoic bahwa yang penting adalah mengejar kebijaksanaan dan kebajikan, sebuah pencarian yang terbuka bagi semua manusia karena kemampuan akal budi mereka yang sama, terlepas dari keadaan eksternal kehidupan mereka.

Berikut merupakan fase utama Stoicism:

  • Stoicism Fase Awal
    Dipimpin oleh Zeno, Cleanthes, dan Chrysippus. Mereka meletakkan dasar-dasar filsafat Stoikisme, seperti logika, fisika, dan etika.
  • Stoicism Fase Menengah
    Berkembang di Roma, filsafat ini mulai lebih praktis dan personal melalui karya-karya Cicero dan lainnya.
  • Stoicism Fase Akhir
    Tokoh-tokoh utama seperti Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius berfokus pada penerapan Stoikisme dalam kehidupan sehari-hari.

Etika Stoicism

Etika Stoicism memiliki tiga pilar ajaran utama, yaitu:

1. Etika

Stoicsm menekankan bahwa manusia harus hidup sesuai dengan alam (logos), yaitu prinsip rasional yang mengatur alam semesta. Ini berarti bertindak berdasarkan kebajikan (virtue) dan kebijaksanaan (wisdom).

Empat kebajikan utama dalam Stoicism:

  • Kebijaksanaan (Wisdom): Kemampuan untuk membedakan yang benar dan yang salah.
  • Keberanian (Courage): Keteguhan hati dalam menghadapi tantangan.
  • Pengendalian diri (Temperance): Mengendalikan keinginan dan hawa nafsu.
  • Keadilan (Justice): Bertindak dengan adil terhadap orang lain.

(Sumber: Modul Perkuliahan 2. Prof. Apollo)
(Sumber: Modul Perkuliahan 2. Prof. Apollo)

2. Fisika

Fisika Stoicism lebih bersifat metafisik dan bertujuan untuk memahami alam semesta. Stoicism percaya bahwa alam semesta diatur oleh logos, yaitu prinsip rasional yang bersifat ilahi. Pandangan ini mendorong manusia untuk hidup selaras dengan hukum alam dan menerima segala sesuatu yang terjadi sebagai bagian dari takdir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun