Menjadi guru di era Generasi Z menghadirkan berbagai tantangan dan risiko yang signifikan. Generasi Z yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, tumbuh dalam lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh teknologi digital. Hal ini menciptakan perpaduan antara guru, yang sering kali berasal dari generasi sebelumnya, dan siswa yang memiliki cara belajar dan berinteraksi yang berbeda.
Tantangan Teknologi
Salah satu risiko utama adalah keruntuhan teknologi. Banyak guru yang berasal dari generasi X atau Y mungkin tidak sepenuhnya menguasai teknologi digital yang digunakan oleh siswa mereka. Generasi Z dikenal sebagai “digital natives,” yang berarti mereka sangat terampil dalam menggunakan perangkat dan aplikasi digital. Ketidakmampuan guru untuk mengikuti perkembangan ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mewujudkan komunikasi dan interaksi yang efektif dengan siswa .
Degradasi Moral
Tantangan lain adalah degradasi moral di kalangan siswa. Banyak guru menghadapi situasi di mana siswa menunjukkan perilaku kurang sopan, menggunakan bahasa kasar, dan tidak menghormati otoritas. Fenomena ini sering kali dipicu oleh pengaruh globalisasi dan modernisasi, yang mengubah nilai-nilai sosial dan budaya . Guru tidak hanya dituntut untuk mengajarkan materi akademis, tetapi juga harus berperan dalam membentuk karakter dan moral siswa.
Minimal Apresiasi
Generasi Z cenderung kurang tertarik untuk menjadi guru karena kurang mengapresiasi profesi ini. Banyak dari mereka yang merasa bahwa profesi guru tidak mendapat pengakuan yang layak dari masyarakat, sehingga mereka lebih memilih karir lain yang dianggap lebih menarik dan memberikan ketidakseimbangan yang lebih baik . Hal ini dapat menyebabkan penurunan jumlah calon guru di masa depan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas pendidikan.
Keseimbangan Kehidupan Kerja
Guru juga sering kali menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Tuntutan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan zaman dapat membuat stres bagi para pendidik. Generasi Z menghargai keseimbangan kerja-hidup, sehingga profesi yang memerlukan komitmen waktu yang tinggi sering kali dianggap kurang menarik .
Perubahan Kurikulum
Sistem pendidikan yang terus berubah juga menjadi tantangan tersendiri. Perubahan kurikulum yang cepat dapat menyebabkan kebingungan baik bagi guru maupun siswa. Ketidakpastian ini membuat proses pembelajaran menjadi kurang efektif dan dapat mengurangi minat siswa terhadap pendidikan 3 4 .
Kesimpulan
Menjadi guru di era Generasi Z bukanlah tugas yang mudah. Dengan tantangan teknologi, degradasi moral, minimnya apresiasi, keseimbangan kehidupan kerja, dan perubahan kurikulum, para pendidik harus siap beradaptasi dan meningkatkan kapasitas diri mereka. Untuk berhasil mendidik generasi ini, guru perlu menjadi teladan dalam hal pengetahuan, moralitas, dan keterampilan teknologi. Hanya dengan cara ini mereka dapat memenuhi harapan siswa dan masyarakat akan pendidikan yang berkualitas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI