"Iya, Bu. Saya lanjut jalan, ya?"
Setelah rombongan mobil SUV itu kembali melaju, aku berkomentar pada Ibu.
"Dari Tangerang sampai Puncak Dua belum istirahat, pasti capek itu Bapak Supirnya."
"Iya Neng, apalagi jalannya Neng ngerti sendiri."
"Banyak tanjakan dan jalan berlubang ya, Bu?"
"Iya, wajar kalau mesinnya sampai panas."
"Oiya, Bu. Kita juga pamit, ya?"
"Mau kemana sih? Masih siang."
Aku melirik jam tanganku. Sudah jam 3.
"Wah, sudah sore ini. Nanti keburu macet di kota, hehe."
"Yaudah, ini bawa pisang dari Ibu ya." Tiba-tiba Ibu memberikan beberapa sisir pisang dalam kresek.