Mohon tunggu...
Siti Karomah
Siti Karomah Mohon Tunggu... MAHASISWA

Mahasiswa yang menjadikan puisi sebagai cara berbicara tanpa harus menjelaskan segalanya. Setiap kata adalah rasa, setiap bait adalah cerita yang tak selalu terlihat. Jangan lupa mampir dan ikuti akun sosial media saya🤗

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Capek, Tapi Harus Berdamai dengan Diri Sendiri

27 April 2025   13:21 Diperbarui: 27 April 2025   13:21 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: desain ai 

Ada lelah yang tak terlihat. Bukan karena tubuh yang bekerja keras, tapi karena hati yang terus berusaha memeluk dirinya sendiri. Berdamai dengan diri sendiri adalah perjalanan paling sunyi, paling sepi, tapi juga paling bermakna dalam hidup ini.

Kadang kita berpikir, kenapa harus seberat ini? Kenapa memaafkan diri sendiri, menerima kekurangan, mengobati luka masa lalu terasa jauh lebih sulit dibandingkan memaafkan orang lain? Jawabannya sederhana: karena kita mengenal diri kita terlalu dalam, tahu betul letak luka-luka itu, dan tahu persis betapa sakitnya saat semuanya terjadi.

Capek rasanya ketika harus terus-menerus memahami bahwa tidak semua hal bisa berjalan sesuai rencana. Capek rasanya ketika harus menahan air mata sendiri, meyakinkan diri bahwa semua ini akan baik-baik saja, padahal hati sudah hampir runtuh. Tapi dalam capek itu, ada kekuatan tersembunyi sebuah kekuatan untuk tetap memilih berdiri, walau kaki gemetar.

Berdamai dengan diri sendiri bukan berarti menyerah pada keadaan. Itu adalah bentuk keberanian: menerima bahwa kita pernah jatuh, pernah salah, pernah kecewa, tetapi tetap memilih untuk mencintai diri ini, apa adanya.

Dan tidak apa-apa kalau hari ini kamu merasa capek. Tidak apa-apa kalau kamu ingin berhenti sejenak, menghela napas panjang, memeluk diri sendiri, dan berkata, "Aku sudah berusaha sejauh ini. Aku bangga." Karena proses berdamai itu tidak butuh tergesa-gesa. Pelan-pelan saja. Sedikit demi sedikit.

Suatu hari nanti, kamu akan melihat ke belakang dan tersenyum, menyadari bahwa semua kelelahan ini adalah bagian dari perjalananmu menuju kedamaian yang sesungguhnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun