Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku belajar tersenyum di dunia yang keras

13 Oktober 2025   21:06 Diperbarui: 13 Oktober 2025   21:06 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu, berikut sebuah puisi berjudul **"Aku Belajar Tersenyum di Dunia yang Keras"**:

---

### **Aku Belajar Tersenyum di Dunia yang Keras**

Aku belajar tersenyum,

bukan karena dunia ramah,

tetapi karena hatiku tak ingin kalah.

Di tengah sorak tawa yang sering pura-pura,

aku menenun keberanian dari luka-luka lama.

Setiap pagi, aku temui cermin,

bukan untuk melihat wajah,

tapi untuk memastikan:

ada sinar kecil yang masih mau bertahan di sana.

Dunia ini berisik,

kadang menertawakan yang jatuh,

kadang diam saat kebaikan perlahan runtuh.

Namun aku belajar,

bahwa senyum bukan tanda menyerah,

melainkan cara lain untuk berkata:

"Aku masih di sini, dan aku masih manusia."

Ada hari di mana bibirku kaku,

mata berat, dada sesak.

Tapi setiap tarikan napas

adalah pengingat bahwa lembut tak berarti lemah,

dan tangguh tak selalu harus keras.

Aku belajar tersenyum

bukan karena semuanya baik-baik saja,

melainkan karena aku ingin membuatnya begitu.

Sedikit demi sedikit,

di dunia yang keras,

aku menanam hangatku sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun