Hujan jatuh lagi,
di tempat yang sama,
di hati yang belum sempat kering dari luka semalam.
Langit seolah lupa,
bahwa bumi juga bisa lelah menampung air mata.
Setiap tetesnya membawa cerita,
tentang sabar yang diuji tanpa jeda,
tentang doa yang naik tapi belum dijawab sepenuhnya.
Aku menengadah,
bukan untuk bertanya "kenapa?"
tapi untuk meyakinkan diri,
bahwa badai ini pun punya ujungnya entah kapan.
Hujan belum berhenti,
namun aku mulai belajar berjalan di bawahnya,
tanpa payung, tanpa keluh,
hanya keyakinan kecil di dada:
bahwa setiap ujian,
adalah cara Tuhan menumbuhkan bunga
di tanah hati yang hampir tandus.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI