Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jantung Bumi yang Harus Dilindungi

1 Mei 2024   16:09 Diperbarui: 1 Mei 2024   16:18 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di perut bumi yang gelap terpendam,
Jantungnya berdetak, diam-diam memancar.
Alam yang subur, kehidupan yang bernyawa,
Dibentuk oleh sentuhan-Nya yang luhur.

Gunung menjulang, sungai mengalir,
Hutan yang rindang, lautan yang biru.
Rumput yang hijau, bunga yang mekar,
Semua adalah nyanyian bagi sang pencipta.

Namun tangan manusia terlalu sering,
Menggores luka, mengacaukan rasa.
Kian hari, kian rapuh, kian terancam,
Jantung bumi menangis dalam diam.

Kita adalah penjaga, pelindungnya dunia,
Dengan cinta dan kasih, kita dapat menyelamatkannya.
Lindungi hutan, jaga sungai,
Agar jantung bumi tetap berdetak dalam harmoni.

Bersama-sama, kita membangun masa depan,
Di mana alam dan manusia hidup berdampingan.
Jantung bumi, kita sumpah untuk menjaga,
Agar kehidupan terus bersemi, abadi dan lestari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun