Di perut bumi yang gelap terpendam,
Jantungnya berdetak, diam-diam memancar.
Alam yang subur, kehidupan yang bernyawa,
Dibentuk oleh sentuhan-Nya yang luhur.
Gunung menjulang, sungai mengalir,
Hutan yang rindang, lautan yang biru.
Rumput yang hijau, bunga yang mekar,
Semua adalah nyanyian bagi sang pencipta.
Namun tangan manusia terlalu sering,
Menggores luka, mengacaukan rasa.
Kian hari, kian rapuh, kian terancam,
Jantung bumi menangis dalam diam.
Kita adalah penjaga, pelindungnya dunia,
Dengan cinta dan kasih, kita dapat menyelamatkannya.
Lindungi hutan, jaga sungai,
Agar jantung bumi tetap berdetak dalam harmoni.
Bersama-sama, kita membangun masa depan,
Di mana alam dan manusia hidup berdampingan.
Jantung bumi, kita sumpah untuk menjaga,
Agar kehidupan terus bersemi, abadi dan lestari.