Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hati yang Hancur

4 Februari 2024   18:23 Diperbarui: 4 Februari 2024   18:27 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hati yang hancur
Dalam keheningan malam yang sunyi,
Hati ini remuk, hancur berderai.
Seperti kaca yang pecah, tajam dan pedih,
Rasa sakit mengalir dalam setiap detik.
Buih-buih lara membanjiri jiwa,
Seakan ombak derita tak berhenti menghantui.

Hati yang dulu utuh, kini terpecah,
Menjadi serpihan-serpihan, tak terkumpul lagi.
Cinta yang tumbuh subur, kini layu dan gugur,
Bunga-bunga indah berubah menjadi duri tajam.

Setiap kenangan menusuk seperti belati,
Meninggalkan luka yang sulit untuk sembuh.
Percikan air mata menjadi sahabat setia,
Mengalir dalam gelap, menyaksikan kehancuran.
Hati yang dulu penuh warna, kini hitam putih,

Seakan-akan lukisan indah menjadi coretan tak berarti.
Namun, di balik reruntuhan ini,
Ada kekuatan yang muncul dari kelemahan.

Seperti fnix yang bangkit dari abu,
Hati yang hancur dapat pulih dan bersinar kembali.
Biarlah waktu menjadi penawar luka,
Mengubur duka dan membawa harapan.
Hati yang hancur akan menemukan jalan,
Menuju kebahagiaan yang baru, yang tak terduga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun