Seringkali kita berpikir bahwa dengan gelar atau posisi yang tinggi, kita harus selalu serius, penuh perhatian, dan tidak boleh “cuek” atau santai soal apapun. Aku pun dulu berpikir seperti itu. Tapi, perlahan aku belajar sesuatu yang sangat berharga dari Gus Baha: kadang kita memang perlu mbodo daripada geger.
Mbodo Itu Apa, Sih?
Dalam bahasa Jawa, mbodo berarti cuek atau santai, tapi jangan salah paham dulu. Mbodo bukan berarti acuh tak acuh atau nggak peduli sama sekali. Mbodo itu adalah memilih untuk tidak terlalu larut atau berlebihan dalam menghadapi masalah kecil. Sebaliknya, geger adalah saat kita ribut, panik, dan stres berlebihan yang kadang bikin hati dan pikiran jadi kacau.
Aku yang seorang Doktor pun ternyata harus belajar mbodo. Karena kadang, terlalu serius dan geger malah bikin energi terbuang sia-sia. Jadi, walau punya gelar tinggi, aku memilih untuk lebih santai dan menjaga ketenangan hati.
Jangan Terlalu Sok Mikir
Salah satu pesan Gus Baha yang paling membekas di hati adalah: “Jangan terlalu sok mikir.” Maksudnya, jangan sampai kita terlalu overthinking dan mengurusi hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan sampai berat. Kadang, hidup itu tidak harus selalu rumit dan penuh perhitungan.
Aku sering merasa terbebani karena mencoba mengontrol semuanya, mikirin semua kemungkinan buruk, dan takut salah langkah. Tapi dari Gus Baha aku belajar, justru dengan terlalu sok mikir itu kita sering membuat hidup jadi rumit dan penuh beban sendiri. Mbodo, dalam konteks ini, adalah sikap membebaskan diri dari overthinking yang berlebihan dan memberi ruang untuk ketenangan.
Jangan Stres Jika Melihat Fenomena Orang Bodo Memimpin Orang Pintar
Ada kalanya kita merasa heran atau kesal ketika melihat orang yang menurut kita kurang pintar justru memimpin orang-orang yang lebih cerdas. Ini memang bisa bikin stres dan frustrasi. Namun, Gus Baha mengingatkan kita bahwa semua itu mungkin bagian dari takdir dan rahmat Tuhan.
Mungkin inilah ujian bagi kita sebagai manusia: bagaimana kita bersikap ketika menghadapi kenyataan yang tidak sesuai harapan. Bukankah ujian hidup bukan hanya soal kemampuan, tapi juga soal kesabaran dan keikhlasan?