Dengan sikap mbodo, kita belajar untuk menerima keadaan tanpa harus terus-menerus merasa kesal atau tertekan. Kita percaya bahwa Tuhan punya hikmah di balik setiap kejadian, termasuk ketika “orang bodo” memimpin “orang pintar.” Ini bukan hanya soal siapa yang benar atau salah, tapi soal bagaimana kita menjaga hati agar tetap tenang dan fokus pada kebaikan.
Kenapa Aku Mulai Memilih Mbodo?
Dulu aku mudah sekali terbawa emosi, bahkan untuk hal-hal kecil. Tapi aku mulai bertanya pada diri sendiri, “Apakah masalah ini benar-benar layak bikin aku stres atau marah?”
Seringnya, jawabannya tidak. Dengan mbodo, aku merasa lebih tenang, nggak gampang terpancing emosi, dan hubungan dengan orang-orang sekitar jadi lebih hangat. Mbodo membantuku untuk lebih fokus pada hal yang benar-benar penting.
Mbodo Bukan Berarti Gak Peduli
Aku tahu banyak orang mengira mbodo itu berarti cuek dan tidak bertanggung jawab. Tapi sebenarnya, mbodo itu justru tanda kebijaksanaan. Kita tetap peduli, tapi tidak sampai berlebihan. Kita tahu kapan harus bertindak dan kapan harus santai.
Pesan Gus Baha yang Mengubah Cara Pandangku
Gus Baha mengajarkan kita untuk hidup dengan hati yang tenang, tidak perlu geger untuk hal-hal kecil. Sikap mbodo ini bukan hanya soal santai, tapi menjaga keseimbangan hidup agar kita tidak mudah stres dan bisa menjalani hidup dengan lebih bahagia dan penuh berkah.
Pilih Mbodo, Biar Hidup Lebih Ringan?
Jadi, meski aku seorang Doktor, aku memilih mbodo. Karena hidup akan terasa lebih ringan kalau kita tidak geger berlebihan. Mbodo bukan hanya soal santai, tapi soal bijak mengelola emosi dan fokus pada hal yang bermanfaat.
Kalau kamu merasa sering stres gara-gara hal kecil atau merasa dunia ini tidak adil karena banyak “orang bodo” yang memimpin, coba deh belajar mbodo. Menerima dengan lapang dada dan yakin bahwa ini adalah bagian dari ujian dan rahmat Tuhan akan membuat hidupmu lebih tenang dan bahagia.