Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bocah Aktif Bikin Ngakak: Pengalaman Unik Bersama Ponakan

10 Februari 2025   14:30 Diperbarui: 10 Februari 2025   14:30 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pun berterima kasih pada pak Iwan yang bisa memaklumi saya. 

Setelah melihat sekitar taman dan memperoleh tanda tangan tesis. Saya mengajak Laila ke perpustakaan. "Laila, kita baca buku yuk," ajak saya.

Laila pun lari lari, sambil menarik tangan, dan akhirnya kami sampai di perpustakaan. Selain membaca buku, saya di perpustakaan ingin bertemu teman saya yang penjaga perpustakaan fakultas itu. 

Setelah bertemu teman, saya naik ke lantai 2. Laila menurut saja. Tapi, baru beberapa menit, dia sudah menghilang. Saya panik mencarinya. Tiba-tiba, saya mendengar teriakan dari lantai 1 "Itu anak siapa? Kok gandulan di pembatas ruangan?!"

Saya langsung berlari mencari Laila. Benar saja, Laila sudah bergelantungan. "Laila!" saya kaget. "Turun sekarang!"

Petugas perpustakaan sambil tertawa tawa. "Ini anakmu ya? ?" tanyanya. Saya nyengir. "bukan pak, ponakan Maaf ya," kata saya sambil menarik Laila turun. Saya pun turun dengan sangat malu, karena saat itu saya belum menikah. 

Laila hanya cengengesan. "Habis, seru sih, Bulik," katanya. Saya hanya bisa menggeleng-geleng kepala. Laila memang anak yang aktif dan lucu. Tapi, dia juga bikin saya deg-degan.

Setelah kejadian di perpustakaan, saya jadi lebih hati-hati kalau mengajak Laila ke tempat umum. Saya selalu berusaha mencari cara agar dia tidak terlalu aktif. Kadang, saya memberinya hadiah kalau dia bisa diam sebentar. "Laila, kalau kamu bisa duduk tenang selama 15 menit, nanti Tante belikan es krim," bujuk saya.

Laila biasanya menurut. Tapi, ya namanya juga anak-anak, tetap saja tidak bisa diam terlalu lama. Paling lama juga 15 menit, sudah mulai lari-larian lagi. Tapi, saya tetap senang. Setidaknya, dia sudah berusaha untuk sedikit lebih tenang.

Ketika ia mulai bersekolah dasar, kami pun ke Tuban. Saya pun mengajak Laila, keponakan saya yang super aktif itu. Hal itu karena ia mau ikut sedangkan ibunya sedang ada agenda reunian, dan Laila memilih untuk ikut saya. Destinasi pertama kami adalah alun-alun kota. Laila langsung bersemangat begitu melihat hamparan luas dengan rumput hijau dan berbagai wahana permainan.

"Bulik, aku mau main itu!" serunya sambil menunjuk ke arah ayunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun