Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis: Mengejar atau Dikejar Ide?

22 November 2022   16:38 Diperbarui: 23 November 2022   04:25 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://www.orami.co.id

Selain itu, kembangkan daya imajinatif meski kita sedang menulis karya nonfiksi sekalipun. Kita menggunakan kreatifitas berupa khayalan, ilmu dan riset untuk memperkaya wawasan dan pilihan diksi di benak kita.

***

Bidik layar webinar bersama Dewi Lestari - Penulis dan Penyanyi (Dok.Pri)
Bidik layar webinar bersama Dewi Lestari - Penulis dan Penyanyi (Dok.Pri)

Saya teringat ucapan Mbak Dee bahwa tulisan yang bagus itu yang memikat dan mengikat. Berbagi pengalaman menjadi juri lomba penulisan cerpen atau novel, beliau memperhatikan pada halaman pertama sebuah cerita, apakah bertele-tele atau langsung berupa paragraf yang efektif dan efisien, utamanya pada tiga paragraf pertama, terkhusus dimulai dari kalimat pertama pembuka cerita.

Jadi, tulisan yang memikat itu adalah tulisan yang memberikan atensi kepada pembaca sejak dari halaman pertama hingga terakhir. Sedangkan yang mengikat adalah tulisan yang memberikan rasa kepedulian yang menyentuh hati dan benak pembacanya.

Nah, bagaimana caranya agar bisa menghidupkan tulisan hingga seperti demikian?

Tips dari Mbak Dee adalah rencanakan dan petakan apa yang ingin kita tuliskan. Misalkan kita melakukan riset terlebih dahulu, memperkirakan berapa halaman yang akan kita tuliskan nanti. Kemudian membuat struktut atau kerangka kisah sebelum menulis.

Temukan pembuka yang kuat agar pembaca langsung tertarik dan terkesan dengan pembukaan tersebut hingga mendapatkan intisari dari gaya tutur penulis. Usahakan untuk memberikan atensi ekstra di halaman pertama. Fokus dari paragraf pertama, fokus sejak dari kalimat pertama.

Pula jangan malu-malu untuk menujukkan emosi dalam kisah yang disampaikan. Gambarkan saja bagaimana rasa sedih dari si tokoh. 

Mulai dari matanya yang berkaca-kaca, atau memalingkan muka karena tak ingin terlihat gurat kesedihan, suasana batin dan lain-lain. Sehingga pembaca mendapatkan suasana sesungguhnya dari kesedihan yang dirasakan si tokoh tersebut.

Dalam menggambarkan emosi atau suasana lain, gunakan variasi kalimat dengan memilih kata-kata yang panjang atau  pendek dengan diksi  yang bagus. Misal kata sedih, bisa ditulis kembali dengan kata yang sama arti: pilu, duka, lara, tak bahagia dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun