Dawai yang sedari tadi disentuh
Mulai dipetik mengiringi isi hatinya yang sedang luruh
Luruh menjalari jiwa yang luluh
Karena cinta dan kerinduan yang terasa semakin jauh
Manik matanya sedari tadi menatap kejauhan
Pada gulungan dan deburan ombak yang berhempasan
Berharap Sang Kekasih yang berada di balik cakrawala pun merasakan
Getaran dawai hatinya yang merindu berat ingin berpelukan
Nada pilu mengalun dari bibir Sang Perindu
Jerit batin yang tertahan bagai disayat sembilu
Netranya kini mengalirkan kristal kepedihan berujung sendu
Getar suaranya, pejaman mata menghayati tembang, taklagi terdengar merdu
Duhai, kekasih di balik cakrawala
Menggapai dirimu adalah angan belaka
Mencumbu bayang impian di jelang senja
Memeluk malam yang kian meronta
Sudilah kiranya Tuhan kelak pertemukan kita
Meski hanya sejenak menatap cinta yang pernah ada dipelupuk mata
Ya, sejenak saja.
Agar rindu yang ada, sirna seketika.
Perlahan surya tenggelam, berganti malam tanpa bintang.
Bibir pucat berkulum sayu
Sedikit sunggingan takjua mengusir rasa halu
Hanya satu harap, Sang Kekasih di balik cakrawala, mendengar dawai Sang Perindu.
***