Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dawai Sang Perindu

24 Mei 2021   18:38 Diperbarui: 24 Mei 2021   18:40 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://id.depositphotos.com

Dawai yang sedari tadi disentuh
Mulai dipetik mengiringi isi hatinya yang sedang luruh
Luruh menjalari jiwa yang luluh
Karena cinta dan kerinduan yang terasa semakin jauh

Manik matanya sedari tadi menatap kejauhan
Pada gulungan dan deburan ombak yang berhempasan
Berharap Sang Kekasih yang berada di balik cakrawala pun merasakan
Getaran dawai hatinya yang merindu berat ingin berpelukan

Nada pilu mengalun dari bibir Sang Perindu
Jerit batin yang tertahan bagai disayat sembilu
Netranya kini mengalirkan kristal kepedihan berujung sendu
Getar suaranya, pejaman mata menghayati tembang, taklagi terdengar merdu

Duhai, kekasih di balik cakrawala
Menggapai dirimu adalah angan belaka
Mencumbu bayang impian di jelang senja
Memeluk malam yang kian meronta

Sudilah kiranya Tuhan kelak pertemukan kita
Meski hanya sejenak menatap cinta yang pernah ada dipelupuk mata
Ya, sejenak saja.
Agar rindu yang ada, sirna seketika.

Perlahan surya tenggelam, berganti malam tanpa bintang.
Bibir pucat berkulum sayu
Sedikit sunggingan takjua mengusir rasa halu
Hanya satu harap, Sang Kekasih di balik cakrawala, mendengar dawai Sang Perindu.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun