Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Kusambut Ramadhan 1442 Hijriah]: Bersiap Memenangkan Bulan Penuh Berkah

17 Februari 2021   06:40 Diperbarui: 17 Februari 2021   07:05 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Menetapkan kebiasaan baru
Dalam masa pandemi, sebaiknya kita juga menetapkan pola pikir (mindset) tentang  Era Normal Baru (New Normal Era) dalam mejalankan ibadah di Bulan Ramadhan seperti tahun lalu. Kita harus ketat terdapat aturan dalam beraktifitas, terutama saat melakukan kegiatan berjamaah. Karena ketatnya aturan adalah bagian dari ikhtiar kita untuk kebaikan . Jadi, usahakan kita bisa setel kebiasaan lama dengan keadaan saat ini.

Pola pikir bahwa ibadah itu, selain bisa dilakukan berjamaah untuk menghadirkan pahala berlipat, tetap bisa kita lakukan dengan kebiasaan baru di masa pandemi. Tidak harus dalam jumlah besar, berbondong-bondong, namun bisa dilakukan dalam kelompok kecil dan terbatas.

Yang perlu kita siapkan agar ramadhan menjadi maksimal, tentu energi yang dipersiapkan juga harus maksimal. Sehingga ketika Ramadhan usai, semangatnya masih berkelanjutan di bulan-bulan berikutnya. Long lasting.

Kalau pada saat ramadhan kita baru mulai belajar, baru mulai mengerti tentang hukum-hukum puasa, misalnya, baru mengerti keutamaan tilawah di bulan berkah tersebut, kemudian pahamnya di saat Idul Fitri, kan sayang, ya. Nah, ada baiknya kita belajar untuk tahu dan paham sebelum ramadhan tiba.

Bagaimana agar selama puasa nanti, kita tetap produktif dan tidak loyo?

Pertama, dengarlah kisah-kisah perjuangan Nabi dan Para Sahabat yang tetap produktif di Bulan Ramadhan. Ada saat dalam periode kehidupan beliau, berperang di bulan tersebut. Atau membaca sejarah proklamasi kemerdekaan kita yang dilaksanakan di bulan Ramadhan. Bayangkan, bagaimana persiapan mereka semua tatkala menghadapi perang atau melahirkan negara merdeka. Pastinya luar biasa!

Padahal, saat ini, bisa jadi aktivitas ramadhan kita nanti hanya di rumah saja, mau ke kasur sebagai kaum rebahan hanya beberapa langkah saja.

Kedua, semangat menempel pada keutamaan Ramadhan di sepuluh hari terakhir, mengejar keberkahan dan kemuliaannya. Disanalah kita berusaha mendapatkan Lailatul Qadar.

Ketiga, menginventaris dosa dan hajat kita. 

Coba deh ditulis dengan jujur, daftar dosa dan hajat kita. Kira-kira jika daftar tersebut disandingkan, apakah masuk akal untuk dikabulkan oleh Allah? Kita masih bergelimang dosa, namun mengajukan hajat yang maunya langsung diijabah, dikabulkan. Itulah manusia. Lupa mengoreksi dirinya sendiri.

Nah, manfaatkan momen Ramadhan ini untuk menghapus dosa, meminta pengampunan kepada Allah, dan disaat yang bersamaan, Allah kabulkan hajat kita, Allah naikkan derajat kita, memunculkan energi baru, yang tentu saja ada syarat dan ketentuan berlaku jika semua keinginan kita terpenuhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun