Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Kusambut Ramadhan 1442 Hijriah]: Bersiap Memenangkan Bulan Penuh Berkah

17 Februari 2021   06:40 Diperbarui: 17 Februari 2021   07:05 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: muslimgirl.com

Pembaca yang budiman,

Pernahkah Anda mengalami bagaimana repotnya mempersiapkan diri ketika kedatangan calon mertua di rumah? atau menyambut mitra bisnis yang digadang-gadang akan menanamkan investasi besar pada proyek Anda? Atau menjadi panitia dalam menyambut kehadiran Gubernur di wilayah tempat tinggal Anda? Ada perasaan berdebar, deg-deg-an, apakah nanti pertemuan akan berjalan lancar, persiapan yang dilakukan telah maksimal dan berjalan sesuai rencana atau tidak.

Nah, demikian juga ketika kita menyambut kehadiran bulan yang penuh berkah dan mulia, yang mana pada saat ini kita telah berada di Bulan Rajab 1442 Hijriah, dan In syaa Allah dalam delapan pekan ke depan, kita sebagai ummat Islam akan memasuki Bulan Ramadhan, bulan penuh pengampunan. 

Bagaimana sebaiknya kita menyongsong kehadirannya untuk 'memenangkan' dan 'mengisi'-nya?


Dalam sebuah tayangan live antara Pak Deddi Nordiawan (Dosen sekaligus E-Learning Initiator) dan Kang Sanny Salahuddin (Teacher/Tutor) di akun Instagram sebuah komunitas pembelajar sejati,  saya merangkum beberapa motivasi yang disampaikan beliau dalam tema 'Winning Ramadhan, Winning the Game for your life'.

Identifikasi: Apa dan bagaimana aktivitas kita?

Sebagai manusia yang memiliki segudang kegiatan dan kesibukan, sering muncul komentar: 'oh, gak berasa, ya. Besok dah mau puasa, nih!' Atau 'Ehm tahu-tahu dah mau Ramadhan lagi!' Jadi, istilah time flies itu benar adanya. Waktu bisa terbang secepat kilat, tak terasa sudah berlalu sedemikian rupa melesat. Maka, sebelum ramadhan tiba, ada baiknya kita mempersiapkan diri, agar waktu tidak terlewat begitu saja, sehingga kita benar-benar siap menyambut dan mengisi Ramadhan.

Rasulullaah SAW mengajarkan kepada kita sebuah doa agar kita panjang umur dan dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan. 

Doa yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik r.a bahwa nabi Muhammad SAW berdoa:
Allahumma bariklanaa fii rajabi wa sya'baana wa balighna ramadhana
"Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah kami pada Ramadhan."


Hadits tersebut lebih dan kurang, dikeluarkan oleh Al-Baihaqi di dalam kitab Syu'ab Al-Iman, Abu Nu'aim di dalam kitab Al-Hilyah, Al-Bazzar di dalam Musnadnya, Ath-Thabrani di dalam Al-Mu'jam Al-Ausath, dan oleh Ath-Thabrani di dalam kitab Ad-Dua'.

Jadi, 'wa balighna ramadhana' adalah doa yang kita rutinkan sejak dua atau tiga bulan sebelum datangnya Ramadhan, bulan penuh keutamaan. Itulah isyarat atau kode agar kita perlu persiapan dalam menyambutnya.

Bagaimana tips agar taklalai dalam menyambut Ramadhan?

Pak Deddi Nordiawan berbagi pengalaman yang bisa kita ikuti.


1. Buatlah daftar periksa (checklist)
Supaya kita memiliki panduan kegiatan yang akan dilakukan dengan sepenuh tekad. 

Contoh: 

kita susun agenda bahwa kita pengen sholat tahajud. Lalu, berhasil dilaksanakan. Akan berasa, tuh: 'Ya, Allah, alhamdulillaah, bisa juga ya hari ini bisa tahajud', Tapi kalau gak dilakukan, ya gak berasa apa-apa.
Artinya, dari pikiran dan hati kita akan merasakan bahwa sejak pagi hingga seharian, kita akan terselimuti dengan semangat tahajud yang dilakukan pada dini hari tadi, mewarnai aktivitas kita sepanjang hari itu.


"Kalau gak di checklist, gak nglakuin tahajud, ya rasanya gitu aja, terlewat begitu saja, gak merasa kehilangan."

Nah, ada sebagian dari kita yang merasa bersalah kalau sampai ninggalin tahajud. Yang seperti ini harus bersyukur, punya karunia hidayah yang seperti itu, merasa bersalah karena melewatkan momen penting bersama Allah. 

Maka, dengan adanya daftar periksa, jika ada yang bolong dalam ibadah, kita bisa bermuhasabah, agar bisa memperbaiki dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Supaya gak kelewatan lagi deh momen itu.

2. Persiapan isi (content)

Sebagai manusia awam, Ramadhan sudah berlalu sepuluh bulan lalu. Bisa jadi, kita lupa dengan aktivitas Ramadhan tahun lalu karena tergilas kesibukan dan rutinitas kita. Misalnya, lupa dengan bab fiqih puasa, keutamaannya, rukun dan syarat sah puasa, dll.

Maka, kita perlu persiapkan lagi kegiatan yang akan kita lakukan dalam mengisi bulan Ramadhan. Kita bisa membuka kembali agenda tahun lalu, buka kembali ilmu-ilmu berkaitan dengan bulan tersebut. Kita asumsikan bahwa kita 'lupa isi' agar terus mau belajar lagi, mengisi ilmu lagi dengan cara menyimak ceramah, membaca buku, memperbanyak tilawah, dll.

3. Menetapkan kebiasaan baru
Dalam masa pandemi, sebaiknya kita juga menetapkan pola pikir (mindset) tentang  Era Normal Baru (New Normal Era) dalam mejalankan ibadah di Bulan Ramadhan seperti tahun lalu. Kita harus ketat terdapat aturan dalam beraktifitas, terutama saat melakukan kegiatan berjamaah. Karena ketatnya aturan adalah bagian dari ikhtiar kita untuk kebaikan . Jadi, usahakan kita bisa setel kebiasaan lama dengan keadaan saat ini.

Pola pikir bahwa ibadah itu, selain bisa dilakukan berjamaah untuk menghadirkan pahala berlipat, tetap bisa kita lakukan dengan kebiasaan baru di masa pandemi. Tidak harus dalam jumlah besar, berbondong-bondong, namun bisa dilakukan dalam kelompok kecil dan terbatas.

Yang perlu kita siapkan agar ramadhan menjadi maksimal, tentu energi yang dipersiapkan juga harus maksimal. Sehingga ketika Ramadhan usai, semangatnya masih berkelanjutan di bulan-bulan berikutnya. Long lasting.

Kalau pada saat ramadhan kita baru mulai belajar, baru mulai mengerti tentang hukum-hukum puasa, misalnya, baru mengerti keutamaan tilawah di bulan berkah tersebut, kemudian pahamnya di saat Idul Fitri, kan sayang, ya. Nah, ada baiknya kita belajar untuk tahu dan paham sebelum ramadhan tiba.

Bagaimana agar selama puasa nanti, kita tetap produktif dan tidak loyo?

Pertama, dengarlah kisah-kisah perjuangan Nabi dan Para Sahabat yang tetap produktif di Bulan Ramadhan. Ada saat dalam periode kehidupan beliau, berperang di bulan tersebut. Atau membaca sejarah proklamasi kemerdekaan kita yang dilaksanakan di bulan Ramadhan. Bayangkan, bagaimana persiapan mereka semua tatkala menghadapi perang atau melahirkan negara merdeka. Pastinya luar biasa!

Padahal, saat ini, bisa jadi aktivitas ramadhan kita nanti hanya di rumah saja, mau ke kasur sebagai kaum rebahan hanya beberapa langkah saja.

Kedua, semangat menempel pada keutamaan Ramadhan di sepuluh hari terakhir, mengejar keberkahan dan kemuliaannya. Disanalah kita berusaha mendapatkan Lailatul Qadar.

Ketiga, menginventaris dosa dan hajat kita. 

Coba deh ditulis dengan jujur, daftar dosa dan hajat kita. Kira-kira jika daftar tersebut disandingkan, apakah masuk akal untuk dikabulkan oleh Allah? Kita masih bergelimang dosa, namun mengajukan hajat yang maunya langsung diijabah, dikabulkan. Itulah manusia. Lupa mengoreksi dirinya sendiri.

Nah, manfaatkan momen Ramadhan ini untuk menghapus dosa, meminta pengampunan kepada Allah, dan disaat yang bersamaan, Allah kabulkan hajat kita, Allah naikkan derajat kita, memunculkan energi baru, yang tentu saja ada syarat dan ketentuan berlaku jika semua keinginan kita terpenuhi.

Keempat, Jaga kesehatan selama Ramadhan. Jangan abai dengan prtuah orang tua. Segala vitamin atau jamu silakan dikonsumsi untuk menjaga stamina. Karena Nabi dan para sahabat pun melakukannya dengan mengkonsumi minuman dan makanan yang bergizi. 

Contoh: ketika kita minum, jangan dihajar saat sahur dengan minum sebanyak-banyaknya. Sebaiknya, minumlah secara bertahap dari sejak berbuka, ba'da sholat maghrib, jelang tarawih, usai tarawih, usai tilawah, usai qiyamul lail, tahajud, sahur hingga jelang imsak. Sehingga air minum tersebut terserap dengan baik secara perlahan oleh tubuh kita, untuk menjaga stamina selama seharian berpuasa.

Kelima, Menahan segala godaan yang timbul dari diri, seperti amarah, ghibah, dan nafsu lainnya. Karena sesungguhnya dengan berpuasa maka kita berlatih untuk mengatur (manage) emosi dan hasrat kita.

Contoh: kita harus berani bilang 'stop pada ghibah', jika ada kawan atau diri kita sendiri terpancing untuk membicarakan orang lain. Takperlu khawatir di cap sok alim, tapi kita menerapkan kebiasaan baik pada diri sendiri.

Keenam, pada sepuluh hari terakhir, kita dianjurkan melakukan i'tikaf, lebih memperbanyak ibadah dan mengingat Allah. Bisa dilakukan di masjid dengan protokol kesehatan dengan jumlah peserta terbatas atau kita lakukan sendiri di rumah bersama keluarga. Bersemangat meraih lailatul qodar dan memohon ampunan kepada Allah.

Kesimpulannya:

Untuk memenangkan ramadhan, ilmu adalah kunci atau pupuk amal untuk melakukan kebaikan. Dengan berdasar pada ilmu, maka aktivitas yang kita lakukan terasa lebih ringan, lancar dan mudah karena paham dengan apa yang dilakukan. Bukankah semua kativitas itu adalah ibadah? Semiga dengan demikian, motivasi kita semakin meningkat, mau terus belajar terus-menerus dan konsisten.

Pesan yang disampaikan oleh Rasulullaah SAW melalui doa agar kita kembali berjumpa dengan Rajab, Sya'ban dan Ramadhan adalah kode persiapan kita dari sekarang. Doa bukan sekadar permintaan, tetapi tekad untuk menyambut, mengisinya dan memenangkan bulan mulia. Rasulullaah paham pada ummatnya, sehingga persiapan ini dilakukan jauh-jah masa agar jadi 'pemenang' dalam meraih keberkahan bersama.


Selamat memenangkan Ramadhan!

***
Referensi: 1 dan 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun