Mohon tunggu...
Ishak R. Boufakar
Ishak R. Boufakar Mohon Tunggu... Pegiat Literasi -PI -

Pegiat Literasi Paradigma Institute Makassar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kepler

23 Desember 2016   08:04 Diperbarui: 23 Desember 2016   08:39 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejurus kemudian, sebelas orang awak keluar tangki endeavour—pesawat luar angkasa, dengan pakaian orange lekat pada tubuh dan wajah mereka yang dibaluti masker. Tanpa rasa iba, mereka lalu menyemprot busa beracun hingga berseliweran di sana-sini. Sehingga, kami yang mengerumui tangki endoavour, begitu meringis akibat gas beracun itu. 

“Siapa kalian?” 

“Kami dari Bumi! Penjelajah luar angkasa.”

“Sekarang planet Kepler telah menjadi milik kami. Jangan kalian melawan. Keluar saja dari planet ini!” pinta mereka. Gas beracun itu, terus bergeliat di terbangkan. Lalu, satu persatu dari kami jatuh bak dedaunan. 

Dalam keadaan sekarat kami masih sisakan sedikit waktu, mengingat nasihat leluhur tempo itu. Tentang kehidupan manusia di Bumi. Leluhur kami percaya bahwa, Nakuwasa selalu mencipta hal yang kembar—berpasang-pasangan. Seperti gelap dan terang, ataupun Kepler dan Bumi, yang keduanya menyimpan kehidupan. 

“Ya, kami pernah mendengar  Nakuwasa  manciptakan sosok mahluk  yang sama seperti kami, menjadi raja di planetnya—Bumi.”

“Kami pernah mendengar, mereka tidak semua mematuhi titah Nakuwasa.”

“Iya, mereka  berpaling dari Nakuwasa. 

“Aku tidak percaya.”

“Tidak!” begitu kisruh. Saling melempar bantahan antarsesama pemuka-pemuka Kepler. Tetapi, tidak sampai gaduh, memecah belah. Tidak seperti lakon manusia di Bumi. 

Bumi, sebagaimana diceritakan leluhur, ada kehidupan di sana. Tetapi sejauh ini leluhur Kepler belum pernah ke sana. Entah di mana keberadaannya? Seperi apa orang-orang dan peradaban di sana? Namun, hari ini kami saksikan sendiri bagaimana sosok manusia yang dikutuk Nakuwasa. Pun telah datang mengusik kehidupan kami. Di planet kami sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun