Selama bergabung di Kompasiana, saya sudah 3x kopdar dengan pak Tjipta  dan bu Lina karena kebetulan tempat kerja saya dulu dekat dengan  apartemen mereka. Saya menerima banyak buku, souvenir, lukisan dan kain  dari pak Tjip dan bu Lina selama kopdar tersebut. Bahkan saya  mendapatkan inisiasi "Reiki" oleh bu Lina di apartemennya. Semua ini  tidak mungkin saya dapatkan kalau tidak bergabung di  Kompasiana.
Kenangan tentang teman-teman di Kompasiana
Sebagai seorang yang bukan penulis, pada saat post artikel di Kompasiana dan dibaca serta dikomentarin, alangkah senangnya hati ini. Walaupun artikel saya tidak banyak yang baca tetapi saya bersyukur setidaknya ada beberapa teman yang selalu setia singgah untuk membaca dan memberikan rating dan komen. Kehadiran mereka sebagai penyemangat untuk saya yang pemula ini.Â
Di Kompasiana ini ada semangat dan keuletan pak Tjiptadinata Effendi yang dapat kita jadikan panutan. Diusianya yang sudah tidak muda, dia bisa memposting 2 artikel setiap hari. Sungguh kita sebagai generasi yang lebih muda, dapat menjadikan pak Tjipta sebagai panutan dan sumber motivasi untuk semangat dan keuletannya.
Kita juga bisa belajar dari pak Bambang Setyawan yang mana artikelnya selalu menginspirasi dan bermanfaat, dan yang pastinya selalu HL! Salut untuk pak Bambang yang selalu konsisten untuk menulis artikel-artikel yang patut diacungkan jempol tersebut.
Kita bisa mengetahui tentang Jepang dari tulisan mbak Weedy, Jerman dari tulisan mbak Gana, Korea dari tulisan bunda Syasya & Arab Saudi dari tulisan mbak Sisi. Begitu banyak yang bisa kita dapatkan dari teman-teman Kompasiana.
Jelang 3 tahun di Kompasiana, banyak teman-teman yang sudah tidak menulis di Kompasiana lagi, seperti mbak Mike, pak Axtea, mbak Evi dan masih banyak penulis lainnya. Mudah-mudahan kedepannya mereka kembali aktif menulis lagi. Tetapi dalam masa itu banyak hadir juga penulis-penulis baru yang tidak kalah menarik tulisannya seperti pak Ronald Wan dan mbak Maurin. Dan saya perhatikan ada juga penulis yang menulis di tempat lain, tetapi sesekali masih hadir untuk menulis di Kompasiana. Itu menandakan Kompasiana memang tidak tergantikan.
Kenangan tentang "diri" Kompasiana itu sendiri :-)
Selain kenangan atas apa yang saya dapatkan di Kompasiana & Â kompasianer, tentu ada kenangan atas "diri" Kompasiana itu sendiri . Kompasiana sudah bertransformasi dari versi lama menjadi versi baru seperti sekarang ini. Â Logo dan slogannya juga sudah berubah. Â Slogan "Sharing & Connecting" telah diganti menjadi "Beyond Blogging", tentunya dengan harapan agar Kompasiana dapat lebih baik ke depannya. Tampilan yang sekarang juga lebih keren dibanding dulu. Â Dan ada tambahan fitur-fitur baru yang sebelumnya tidak ada, salah satunya ada fitur Content Affiliation dan Notifikasi.
Terkait dengan fitur Notifikasi, sebagai bagian dari Kompasiana, walaupun masih junior, tentunya saya punya harapan agar Kompasiana semakin baik  kedepannya.  Di fitur "Notifikasi" ada info artikel yang kita tulis dirating, dikomen dan dibalas oleh siapa. Menurut saya sebaiknya notifikasi yang menuliskan si A memberi komentar pada artikel "ini" dan si A membalas komentarmu untuk artikel "ini", diganti menjadi si A memberi komentar (isi komentarnya) pada artikel "ini" dan si A membalas komentarmu di artikel "ini" dengan (isi komentarnya) sehingga kita tidak perlu kembali ke artikel untuk melihat komentar yang masuk dan kalau bisa kita bisa langsung balas di notifikasi tersebut. Karena menurut saya  yang membuat Kompasiana hidup adalah interaksi dari anggota-anggotanya. Jadi mudah-mudahan usulan saya ini bisa dipertimbangkan untuk Kompasiana yang lebih baik lagi.