Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... freelancer

Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024). Fokus cerpen dan story telling. Skill business analyst, SMEs, green productivity, and sustainability. Kolaborasi, kontak ke wiryawansisca@gmail.com yang ingin dianalisis laporan keuangan, dll e-mail saja bahan2nya.dah biasa kerja remote. trims bnyk

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Bisnis Rumahan Impian, Honey Factory

27 Juni 2025   22:11 Diperbarui: 27 Juni 2025   23:15 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sifat fisik madu ialah berkarakteristik higroskopis karena larutan madu sangat jenuh dan tidak stabil. Madu kental memiliki viskositas tinggi, dan sebaliknya. Kadar air madu mempengaruhi kualitas madu secara signifikan. Jika kadar air tinggi, maka kualitas madu rendah.

Jadi, diperlukan sosialisasi bahwa madu bermanfaat sebagai superfood dan baik dikonsumsi setiap hari (1-2 sdm). Madu bisa berfungsi sebagai bahan pengganti gula. Tentu dengan batasan jumlah yang baik untuk dikonsumsi karena madu mengandung 24 macam zat gula (Sihombing, 1997). Dan penderita diabetes harus membatasi konsumsi madu.

Selain itu, bisnis madu Mama masih konvensional karena baru merintis. Hanya memakai botol. Tak memakai kemasan cantik dan label. Belum ada izin PIRT dan Halal. Karena saat itu aku juga masih unyu, aku tak memahami bisnis madu. Aku sama sekali tak membantu bisnis madu Mama karena aku ngekost di Cimahi dan hampir praktis jarang sekali pulang kampung ke Kota Bogor.

Pemasaran madu itu harus gencar. Sebaiknya, UMKM madu itu bermitra. Misalnya dengan Serambi Botani yang menjual berbagai produk UMKM ataupun minimarket (biasanya dibayar per 6 bulan). Dititipkan ke apotek-apotek. Ataupun, dijual secara online. Lebih baik lagi jika bisa bermitra dengan perusahaan kosmetik, tapi pasokan madu harus stabil. Dengan kata lain, UMKM madu itu sebaiknya memiliki peternakan lebah sendiri untuk menjamin kestabilan rantai pasok madu.

Rusfrida (2006) menyatakan bahwa jenis lebah madu yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah Apis mellifera (produksi madu lebih banyak) dan Apis cerana (lebih tahan di Asia Tenggara). Jenis Apis Melliafera merupakan jenis lebah impor dari Eropa yang mempunyai ukuran tubuh lebih besar dari Apis cerana.

Tantangan utama dalam usaha madu adalah input bahan baku madu yang mengalami kesulitan dalam memperoleh kuantitas yang sesuai kebutuhan. Berdasarkan bahan baku, madu terdiri atas madu ternak dan madu hutan. Berkurangnya lahan hutan dan seringnya kebakaran hutan mengakibatkan berkurangnya jumlah pasokan madu yang mana memerlukan hutan alami untuk habitat lebah sebagai penghasil madu. Selain itu, adanya kebakaran hutan juga mengakibatkan kontaminasi madu terhadap senyawa-senyawa yang dihasilkan dari asap pembakaran hutan, yaitu Pb (Timbal). Padahal untuk mendapatkan sertifikasi dari BPOM, maka madu harus bebas dari kontaminasi senyawa tersebut. Adanya peran serta aktif dari Pemerintah diperlukan untuk mendukung keberlanjutan rantai nilai usaha madu dengan penerapan berbagai kebijakan yang mendukung dan menjaga kelestarian hutan.

Tantangan lainnya di dalam rantai nilai madu adalah di dalam sistem produksi yang mana masih menggunakan mesin semi-manual. Hal ini mengakibatkan banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan dan tidak efisien dalam penggunaan waktu serta kuantitas produk yang dihasilkan sedikit. Berbagai solusi yang digunakan untuk mengetasi berbagai kendala tersebut antara lain adanya penerapan sistem lembur agar kuantitas yang dihasilkan bisa tepat jumlah dan tepat waktu. Solusi lainnya yaitu adanya sistem pre-order dengan konsumen sehingga konsumen mengetahui dan menyepakati kapan produk akan siap dikirim dan diterima.

Semoga bisnis rumahan dapat berkembang di Indonesia dan suatu saat naik kelas =)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun