Berbeda denganku, Kakak itu aktif di kegiatan sosial. Bantu teman yang sulit membayar SPP dengan uang jajannya, dll.
Dulu aku tak mengerti mengapa Kakak meninggal dunia? Ia jarang sakit karena rajin berolahraga. Jika kemampuan survival dinilai saat itu, maka seharusnya aku yang meninggal dunia karena sakit typhus terus-menerus (4 kali berturut-turut saat itu). Dan saat itu aku berpikir bahwa aku akan meninggal dunia. Entah mengapa terus-menerus aku merasa jatuh dari tanjung ke arah laut yang deras. Mungkin karena demam.
Apa yang Kakakku tak bisa? Kakakku sulit kulampaui. Ia paket sempurna. IQ-nya 146 (aku melihat hasil tes IQ ini membuat Kakak itu tak bahagia. Ia sulit menerima ketika nilai ulangan tak memenuhi target). Aktif dalam OSIS, Pramuka, dan kegiatan keagamaan. Pandai berolahraga (karate, bulutangkis, basket, renang, dan volley). Berbeda sekali denganku yang penyendiri. Aku lebih suka bermain dengan kucing. Seperti Harry Potter, aku suka sekali berada dalam lemari. Karena dulu sangat kurus, aku bisa masuk ke dalam lemari sekecil apa pun. Bermain boneka dan membaca komik juga bisa dilakukan dalam lemari itu. Ternyata aku jauh lebih bahagia dibandingkan kakakku yang tampak bahagia.
Dulu itu impianku menjadi astronot karena ingin tinggal di planet Mars :P Terbang ke bintang. Padahal bintang kan panas, aku pasti terbakar ...
Kakak bersama kedua temannya pernah menjadi Juara Matematika tingkat SLTP yang diadakan oleh IPB. Ia juga jago Fisika. Tapi di balik prestasinya, ia terlampau halus. Tak tahan diserang. Tak tahan badai sedikit pun. Tak tahan ketika nilai kuis Kimianya angka tiga. Kalau aku sudah biasa mendapat nilai fluktuatif o.oÂ
Kakakku itu memiliki geng zaman SMP (6 remaja pria dan 1 remaja perempuan) yang berlanjut hingga SMU walaupun berbeda sekolah. Aku mendengar kabar tak hanya kakakku yang meninggal muda, tapi beberapa temannya. Kalau tak salah 4 orang temannya menyusul. Dan salah satunya ada yang bunuh diri karena tak tahan dibully. Memang usia remaja rawan dan rapuh.
Pembully itu tak jauh. Biasanya, ada di sekitar kita. Tipsku adalah cuek bebek dan cari saja kelemahan si pembully hingga ia tak bisa berkutik.
Menurutku, pembully adalah psikopat. Tak pernah merasa salah. Dan seringkali didukung oleh banyak orang karena kemampuannya bersikap manis di hadapan banyak orang.
Karena kisah sedih kakakku, sejak kecil aku banyak membaca novel-novel Agatha Christie yang mengupas karakteristik kelam manusia. Walaupun kita harus bersikap positif terhadap orang lain, janganlah menjadi orang yang lugu. Karena itu psikopat membenciku. Aku mengerti cara berpikir mereka berkat si pengarang novel detektif.
Ada dampak buruk mengenai bully, yaitu aku sulit menahan kesabaran jika dibentak. Aku mengalaminya saat dunia kerja. Dulu aku tak tahan dan melawannya. Padahal bully itu tak bisa dilawan secara frontal, tapi harus dengan taktik. Ya, aku sadar. Kita harus adaptif karena manusia adalah makhluk sosial. Harus bisa berhadapan dengan segala karakter walaupun tak menyenangkan. Membuat musuh menjadi kawan memang tak mudah, tapi mungkin saja. Walaupun demikian, aku tetap tak membenarkan praktek bullying.
Untuk yang menghadapi bully di lingkungan apa pun, bertahanlah. Dunia terus berputar. Suatu saat pasti akan terlepas dari bullying. Punya banyak kawan dan kembangkan diri. Dan harus cuek penguin. Hidup hanya sekali. Ciptakan rasa kebahagiaan walaupun dunia mungkin serasa runtuh. Kalau tak tahan juga, lepaskan diri dari lingkungan yang membully. Masih ada lingkungan lain yang jauh lebih baik dan menerima diri kita.