Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... freelancer

Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024). Fokus cerpen dan story telling. Skill business analyst, SMEs, green productivity, and sustainability. Kolaborasi, kontak ke wiryawansisca@gmail.com yang ingin dianalisis laporan keuangan, dll e-mail saja bahan2nya.dah biasa kerja remote. trims bnyk

Selanjutnya

Tutup

Horor

Misteri Rumah Gadai, Bab 33 (Kerangka)

14 Mei 2025   00:40 Diperbarui: 14 Mei 2025   00:51 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerangka. Sumber: pixabay.

Aku menoleh pada Bu Nia. "Aku pamit dulu ya, Bu. Saat Alam datang, tolong katakan aku masih ada keperluan penting. Ia bisa menyusulku ke area sekitar lereng atau menungguku di sini saja."

 

"Neng Ima, itu Alam baru datang," seru Bu Nia dengan antusias. Pipi bakpaonya yang dipulas blush on tebal, tampak merah menyala akibat gairah menggebu. Ini sungguh berita besar! Ada kasus kejahatan apa yang melibatkan Neng Ima? Masa gadis tenang dan baik hati seperti Neng Ima sanggup menjadi penjahat yang diburu polisi?

 

Benar saja Alam yang tampil menawan dengan kaus hitam bersablon burung elang dan celana panjang jeans hitam, tampak berlari menghampiri. Rambutnya basah menempel di kulit kepalanya karena keringat. Tanpa mempedulikan adanya dua polisi dan Bu Nia, ia memelukku erat-erat. Ekspresi wajahnya yang biasanya setenang Kapibara, tampak beriak cemas. Aku yang jengah menjadi tontonan ketiga pasang mata pun, langsung mendorongnya dadanya keras-keras. "Apaan sih? Malu tahu."

 

"Maaf aku terlambat datang. Kau tak apa-apa, kan? Kau pasti takut sekali. Ini salahku yang membiarkanmu sendirian di lereng hingga kau harus mengalami kejadian seperti ini," seru Alam sepanik induk ayam. Aku memang telah memberitahu Alam melalui pesan WhatsApp bahwa aku menemukan 2 kerangka manusia di area sekitar lereng.

 

Pak Rudi, polisi yang wajahnya pemurung, berdeham. "Mari kita segera ke TKP (Tempat Kejadian Perkara)! Kami harus segera menyidik."

 

Diiringi tatapan penasaran Bu Nia, kami pun meninggalkan warung kopi tersebut. Alam menitipkan motor bebeknya pada Bu Nia karena ia dan aku naik ke mobil dinas polisi, yaitu sedan yang diberi lampu sirine. Sungguh pengalaman yang mendebarkan! Jika aku merekam pengalamanku ini dan menguploadnya ke Tiktok, pasti viral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun