Di tepi kiri jalan, Sungai Cisadane mengalir deras. Terdengar deru air menampar bebatuan sungai. Menatap Sungai Cisadane dari atas lereng, membuatku teringat perkataan kerabatku, Mang Rakay.
Â
 "Salah satu nenek moyang kita menikah dengan jin perempuan Sungai Cisadane," ujar Mang Rakay bombastis sehingga membuatku menaikkan kedua alisku. Benar-benar di luar nalar.
Â
 "Mang, mana mungkin jin menikah dengan manusia? Jin dan manusia berbeda alam. Musyrik!"
Â
 Mang Rakay mengangkat bahu. "Itu sudah menjadi legenda di keluarga kita. Orang tua Mamang pernah mengajak Mamang untuk melihat anak hasil pernikahan jin dan manusia."
Â
 "Lalu, anak jin seperti apa?" tanyaku berpura-pura antusias. Sebenarnya, aku tak percaya. Tapi, aku tak ingin mengecewakan pamanku yang sudah berusia 70 tahun ini. Ia sangat antusias menceritakan legenda jin Sungai Cisadane.
Â
 "Buaya putih," sahut Mang Rakay dengan tenang. Aku langsung tersedak mendengarnya.