Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... freelancer

Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024). Fokus cerpen dan story telling. Skill business analyst, SMEs, green productivity, and sustainability. Kolaborasi, kontak ke wiryawansisca@gmail.com yang ingin dianalisis laporan keuangan, dll e-mail saja bahan2nya.dah biasa kerja remote. trims bnyk

Selanjutnya

Tutup

Horor

Misteri Caraka, Bab 26, Ancaman

11 April 2025   23:17 Diperbarui: 11 April 2025   23:20 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagar bambu kuning. Sumber: dokumen pribadi.

          Tentu saja Galuh sangat takut dengan ancaman sang suami. Ia sangat mengetahui kekejian suaminya. Ia bisa membayangkan tindakan ekstrim apa yang berani dilakukan Adi Caraka, sang psikopat yang berselimut bulu domba, jika hak asuh anak jatuh ke tangannya.

          "Galuh, aku sangat mencintaimu. Lupakan rumahmu! Tinggalkan tempat terkutuk ini! Aku masih sanggup membiayai hidupmu dan kedua anak kita. Aku benci melihat dirimu yang dipukuli terus-menerus. Kau berhak untuk berbahagia. Mari kita kawin lari!" bujuk Sukma sembari menggenggam kedua tangan Galuh yang penuh dengan memar. Ekspresi wajahnya yang lembut masih terbayang di pelupuk mata Galuh.

          Galuh memejamkan mata. Apakah selama ini ia salah mengambil sikap? Apakah seharusnya ia kawin lari bersama Sukma dan membawa kedua anaknya? Apakah ia terlampau materialistis? Lihatlah akibatnya! Anak pertamanya, Dimas, telah meninggal dunia dalam keadaan tak bahagia.

          Galuh Caraka memiliki segalanya dalam hidup. Kecantikan, ketenaran, dan kekayaan. Tapi tidak dengan kebahagiaan. Ia telah salah menuruti keinginan ibunya untuk menikah dengan Adi Caraka yang berasal dari keluarga terpandang. Ia masih ingat kenangan pahit ketika mengetahui suaminya main gila dengan seorang PSK yang begitu belia dan bersahaja. Bahkan, sang PSK berani menemuinya untuk memohon tolong karena Adi Caraka sangat pelit dan menolak membantu.

           "Dewi, terimalah uang ini. Cukup kan untuk biaya kuliahmu hingga selesai? Masa depanmu masih cerah. Tak perlu lagi kau jajakan dirimu. Jangan bergaul dengan pria keji seperti suamiku! Kau berhak memperoleh suami muda yang jauh lebih baik," ujar Galuh.

           "Bu, terimakasih banyak. Ibu sungguh baik hati. Sama sekali tak memarahiku yang membawa aib dalam keluarga Ibu. Aku akan menuruti nasehat Ibu. Sebenarnya, aku juga tak ingin menjadi PSK. Aku malu, Bu. Aku malu," kata Dewi. Wajahnya yang imut, basah oleh air mata. Ia sungguh tak menyangka Bu Caraka mau menolong dirinya keluar dari jerat hitam.

           Masalahnya, Dewi bukanlah satu-satunya PSK dalam hidup Adi Caraka. Pria yang sering main dengan PSK biasanya bersikap kasar pada perempuan. Tak menghargai perempuan. Setiap kali kegilaan itu datang, habislah tubuh Galuh Caraka dihajar oleh sang suami.

           Galuh pun bersumpah dalam hati. Tak mau aku memiliki anak dari Adi Caraka yang kejam dan tak waras. Untuk apa memiliki anak yang mewarisi karakteristiknya? 

           Tak pernah sekali pun Galuh berniat untuk selingkuh walaupun sang suami berselingkuh terus-menerus. Adi Caraka selalu mengucapkan dengan lantang. "AKU CERAIKAN KAMU." Tapi, niat cerai itu hanya sebatas kata. Galuh tetap terbelenggu dalam pernikahan neraka.

          Saat Sukma Ananda datang dalam hidup Galuh Caraka, semuanya terasa berbeda. Mata dibalas mata. Cinta pun dibalas cinta. Walaupun cinta itu datang pada tempo yang salah, tapi mereka berdua tak kuasa menolaknya. Entah sudah berapa kali, Sukma memohon pada Adi untuk menceraikan sang istri. Tapi Adi hanya menatapnya dengan dingin.

          Galuh Caraka memang memiliki anak-anak hasil perselingkuhannya dengan Sukma. Anak-anak manis itu kebahagiaannya yang terbesar. Ia tahu dirinya salah. Tapi Adi Caraka yang terlebih dahulu membakar api.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun