Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... freelancer

Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024). Fokus cerpen dan story telling. Skill business analyst, SMEs, green productivity, and sustainability. Kolaborasi, kontak ke wiryawansisca@gmail.com yang ingin dianalisis laporan keuangan, dll e-mail saja bahan2nya.dah biasa kerja remote. trims bnyk

Selanjutnya

Tutup

Horor

Misteri Caraka, Bab 9, Ibarat Bunga yang Merekah

8 April 2025   22:00 Diperbarui: 8 April 2025   20:58 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun Teh Sukawana Bandung. Sumber: Bandung Tour.

         "DAPATIN KAMU? KASIHAN AH BAPAK TENTARANYA."

         "RAYUAN KELAS KAKAP NIH! JAM TERBANGNYA SUDAH TINGGI. SETINGGI BINTANG DI LANGIT..."

         "SAMBAR AJA TERUS. PANTANG MUNDUR."

Perempuan Amazone. Sumber: theconversation.com.
Perempuan Amazone. Sumber: theconversation.com.

   Sang pengemudi pun tersenyum kecut. Aduh, mimpi apa ia semalam? Ternyata yang ia angkut bukan sembarang cami, tapi reinkarnasi perempuan Amazone yang agresif.

          Matahari mulai menyengat. Keringat mulai bercucuran. Tapi para dewa-dewi mapram tak mempedulikan kegelisahan pengikutnya yang merayap bergelimpangan seperti cacing kepanasan di kebun teh. Mereka tampak begitu bahagia menyiksa batin. Kesenangan mewah yang hanya didapat setahun sekali.

          Tak ada satu pun cama atau cami yang berpakaian bersih. Semuanya ternoda lumpur. Inilah yang namanya persamaan hak.

          "Rani, licik banget. Masa setiap penggojlokkan kau berhasil kabur?" keluh Irma. Rambutnya yang dikepang dan penuh pita yang tadinya berwarna putih, tampak seperti tali tambang lusuh.

          Rani menyeringai. Wajahnya sepolos bayi. "Aku tak melakukan apa pun."

          "Bohong! Kau bohong!" Sanggah Irma sembari berkacak pinggang. Seluruh wajah dan tubuhnya bermandikan lumpur. Hanya kedua pupil matanya yang bercahaya. "Aku tak percaya. Dewi fortuna selalu berpihak padamu. Bahkan, tadi pun kau memperoleh rute yang mudah. Sementara aku memperoleh rute tersulit. Sudah harus naik bukit. Menyusuri parit hingga aku jatuh terguling. Belum lagi Komdis-nya jutek abis. Kau pasti main mata dengan salah satu senior cowok!"

          Rani tersenyum kalem. "Jangan berkhayal hal mustahil! Mana mungkin aku bisa mendekati senior cowok? Jika aku melakukannya, pasti senior cewek sudah mendampratku. Kau hanya tak beruntung. Mungkin lain kali bintangmu bersinar terang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun