Waktu sekolah dulu..., Aku selalu berkirim surat pada Ibu. Bukan karena alasan rindu, tapi aku ingin memelihara mimpi-mimpi Ibu tentangku
Aku yang bertubuh kecil dengan tekad besar. Berwajah desa, rezeki kota. Membawa Ibu suatu hari nanti ke Kota Suci. Menemaninya berobat saat tua nanti. Mendapatkan perempuan yang mencintai Ibu, dan Ibupun sangat mencintainya, bahkan melebihi anaknya. Takpernah menyerah dan berbalik arah, karena kita ditakdirkan bukan untuk kalah
Lima waktu sehari semalam, Ibu memohon, mimpi-mimpinya dipeluk Tuhan
Tapi, mimpi-mimpi itu banyak yang terbakar, hanya sedikit yang mampu 'tuk diwujudkan.
Kata Ibu, yang mewujud itu ibu dari mimpi-mimpiku, sedang sisanya hanya pecahan-pecahannya saja
Adakah di perut bumi ini, yang kebaikan dan cintanya melebihi dari seorang Ibu?
Air Tawar, Padang, 2 Agustus 2022