Mohon tunggu...
Simon Sutono
Simon Sutono Mohon Tunggu... Guru - Impian bekaskan jejak untuk sua Sang Pemberi Asa

Nada impian Rajut kata bermakna Mengasah rasa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kasmaran

27 Mei 2021   23:33 Diperbarui: 27 Mei 2021   23:43 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tangan Tuanku sudah terlepas dari tangan gadis itu. Di udara terbuka dengan cahaya bulan, sepertinya Tuanku cukup tahu diri untuk tidak terlalu menampakkan kasmarannya. Setelah cukup beristirahat perjalanan pun dilanjutkan. Rombongan tiba di puncak Tangkuban Perahu beberapa jam lebih awal dari waktu sang surya terbit. 

Terkantuk-kantuk beberapa tidur-tiduran di menara pengawas sekaligus berlindung dari tiupan kencang angin dini hari yang dingin menusuk. 

Bagaimana dengan cerita Tuanku dan gadis itu? Sampai aku dan kembaranku menuruni jalan raya menuju kaki gunung untuk mencegat angkot yang akan membawa kami ke Bandung, ungkapan perasaan asmara tidak meluncur dari bibir Tuanku. Yaaah.. Tuanku.*** (Cimahi, 27 Mei 2021)

*KMK UPI - Keluarga Mahasiswa Katolik Universitas Pendidikan Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun