Mohon tunggu...
Silvi Yulianti
Silvi Yulianti Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa Prodi ilmu komunikasi, universitas sultan ageng tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Arogansi dalam Politik

7 Desember 2019   16:07 Diperbarui: 7 Desember 2019   16:16 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Arogansi dalam Politik
Oleh : Silvi Yulianti

Geopolitik, terdiri atas geo dan politik. Geo yaitu bumi dan politik yaitu usaha untuk memperoleh kekuasaan, memperbesar atau memperluas serta mempertahankan kekuasaan. Geopolitik menyangkut tiga unsur penting yaitu sejarah bangsa, posisi geografis, dan cita-cita bangsa. Adanya ketiga hal tersebut dapat membentuk geopolitik suatu bangsa. Setiap bangsa memiliki cara yang berbeda untuk menentukan sistem politiknya. Biasanya melalui pengalaman atau sejarah suatu bangsa, akan terbentuk suatu sistem politik. 

Geopolitik juga disebutkan sebagai hubungan antara politik dengan wilayah atau geografis. Syarat bagi suatu negara untuk membentuk sistem politik, maka negara itu harus memiliki suatu wilayah. Dimana wilayah itu akan menjadi tempat diberlakukannya sistem politik. Jika suatu bangsa sudah memiliki wilayah geografis serta sistem politik yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang memahami konsep geopolitik dalam berpolitik, maka negara tersebut dapat mewujudkan cita-citanya.

Berbicara tentang sejarah suatu bangsa yang akan membentuk sistem politik suatu negara, saya ambil contoh kasus dari masa lalu, negara Rwanda dan Burundi. Rwanda dan Burundi memiliki 2 suku yaitu suku mayoritas Hutu dan suku minoritas Tutsi, mereka hidup berdampingan di negara tersebut tapi mereka saling menyudutkan dan saling memperebutkan kekuasaan. Dimana persaingan antara suku Hutu dan suku Tutsi berakar dalam hubungan kekuasaan dan perekonomian yang sudah ada pada masa kolonialisme. 

Pada masa kolonialisme, terjadi penyebaran mitos suatu kelompok oleh kaum elite atau para kolonial melalui media massa maupun lewat mulut ke mulut yang memperparah keadaan kedua suku tersebut. dan hal ini yang merupakan latar belakang kerusuhan SARA juga asal mula terbentuknya nasionalisme SARA di negara tersebut. 

Belum lagi keputusan-keputusaan yang diambil negara tersebut telah dicampur tangan oleh pihak luar (negara luar). Alih-alih mendamaikan justru memperkeruh hubungan antara keduanya yang berujung dengan peristiwa genosida, Eksistensi SARA dan perebutan kekuasaan belum juga pudar. Memang pada masa kini, rasanya setiap negara yang sedang mengalami konflik pasti ada pihak luar yang ikut campur tangan.

Setelah kita membahas kasus yang terjadi di masa lalu, mari kita lihat di masa kini masih adakah kasus memperebutkan kekuasaan antara dua negara yang menyangkut konflik SARA? Ada. Kedua negara ini mengalami konflik tiada henti sejak dulu hingga sekarang. Negara tersebut adalah Palestina dan Israel, yang beberapa tahun belakangan ini pasukan zionis Israel semakin gencar melakukan penyerangan terhadap Palestina yang membuat umat Islam di seluruh dunia geram, terutama saat Israel menghancurkan masjid Al-Aqsha dimana masjid ini merupakan situs suci dan bersejarah yang diagungkan oleh umat muslim sejak zaman kenabian. 

Seperti yang kita semua tahu, konflik Palestina-Israel adalah salah satu konflik paling abadi di dunia. Sebelum Israel menjadi sebuah bangsa Yahudi pertama di dunia yang wilayahnya menumpang pada Palestina, mayoritas yang tinggal di Palestina yaitu orang Arab. Yahudi-Israel yang masuk ke palestina dan mengambil sebagian wilayah Palestina dengan paksa demi mewujudkan cita-citanya membentuk suatu negara mayoritas Yahudi, serta Palestina yang tetap berjuang melawan perampasan wilayahnya.

Peristiwa ini tiada hentinya, hingga sampai saat ini Palestina dan Israel masih berperang untuk kepentingannya masing-masing yang banyak merenggut korban jiwa. Walaupun Israel banyak dikecam oleh negara-negara yang bermayoritaskan Muslim karena telah banyak membunuh umat Muslim yang berada di Palestina, tapi tiada yang bisa mengusik Israel terlalu jauh, karena mereka sangat kuat, di belakangnya ada Amerika Serikat yang secara konsisten memihak Israel, yang setia memberi asupan kepada Israel dan terus menekan Palestina sehingga tidak bisa menentukan nasibnya sendiri, tidak bisa membebaskan negaranya sendiri.

Konflik ini belum juga usai, tapi jika konflik ini terus berlanjut menuju tahap yang paling serius, mungkin akan ada perang dunia ketiga nantinya. Mungkin saat ini tanpa sadar kita sedang menuju perang dunia ketiga, dan mungkin saja perang antara kedua negara ini (Israel dengan Palestina) merupakan pelopor dari segala kehancuran kehidupan di zaman ini. Dimana perang dunia ketiga dipicu dengan menciptakan kebencian antara politik zionis dengan islam. 

Jika perang dunia ketiga terjadi, dan latar belakang terjadinya perang karena konflik Israel-Palestina, kemungkinan perang ini akan menjadi peperangan yang dahsyat melebihi perang dunia kesatu dan perang dunia kedua, karena perang antara Yahudi dengan Islam akan melibatkan banyak negara di dunia, Yahudi-Israel dengan sekutunya juga Islam-Palestina dengan para pendukungnya. Kenapa terjadi peperangan dahsyat? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun