Mohon tunggu...
Vsiliya Rahma
Vsiliya Rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka bermain dengan kata (🕊ϚìӀѵìą འ ą հʍ ą ա ą է ì🕊)

Manusia yang tak luput dari dosa dan hina

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pendosa Tak Pantas Hidup

24 November 2020   09:16 Diperbarui: 24 November 2020   09:20 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku melangkah mendekat, mencoba menepis jarak di antara kami. Sepertinya Kesi menyadari keberadaanku, hingga gadis itu memutar tubuh menghadap diriku.

"Kes."

"Aku tidak gila. Dia, dia yang gila." Aku mengernyit bingung mendengarnya.

"Dia? Apa yang i-"

"Monic dibunuh," potongnya cepat. Bagai disambar petir, aku terdiam tak mampu berkata.

"Dia membunuh, Monic. Dia tidak menyukai Monic, dia tidak menyukaiku. Dia monster, dia tidak selugu yang kita kira. Dia pembunuh."

"Siapa, siapa yang kamu maksud?"

"Tidak, maafkan aku." Kesi berteriak. Berulang kali gadis itu meminta maaf, entah untuk alasan apa. Kakinya terus saja melangkah mundur.

"Aku tidak akan membuat ulah. Maafkan, aku."

"Kesi!" teriakku, ketika Kesi terpeleset masuk ke dalam danau yang berada di belakangnya. 

Baru saja kaki ingin melangkah, seseorang memukul kepalaku dengan benda keras dari belakang. Gelap kini mendominasi penglihatan, samar-samar aku mendengar teriakan Kesi yang meminta pertolongan, sebelum kesadaranku benar-benar hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun