Mohon tunggu...
Vsiliya Rahma
Vsiliya Rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka bermain dengan kata (🕊ϚìӀѵìą འ ą հʍ ą ա ą է ì🕊)

Manusia yang tak luput dari dosa dan hina

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pendosa Tak Pantas Hidup

24 November 2020   09:16 Diperbarui: 24 November 2020   09:20 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Entah apa yang terjadi, aku tak bisa melihat dengan pasti. Tasya melangkah mundur, tubuhnya bergetar. Sedangkan Vina, gadis itu tersungkur di lantai dengan pisau yang menancap di perutnya. Ya, tanpa sengaja pisau itu menusuk Vina. Genangan darah kini mulai membasahi lantai yang kotor, perlahan tapi pasti Vina mulai menutup matanya.

"Ti-tidak, aku ... aku bukan pembunuh. Aku tidak membunuhnya," teriak Tasya histeris.

Aku tersenyum melihat itu semua. "Kau telah membunuhnya."

"Tidak, itu tidak benar!"

"Kau membunuhnya!" teriakku. "Dan sekarang ... kau akan bernasib sama seperti mereka, hahaha."

Tasya menelan ludah, lalu dia berlari. Tapi tidak, aku tidak akan membiarkan itu. Karena pendosa tak pantas hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun