Patriarki, sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan dan otoritas tertinggi, masih menjadi isu yang sangat relevan dalam kehidupan rumah tangga di banyak masyarakat. Sistem ini seringkali menciptakan ketidaksetaraan gender, di mana perempuan dianggap sebagai subordinat dan harus tunduk pada dominasi laki-laki. Hal ini dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pengambilan keputusan, pembagian peran dan tanggung jawab, serta akses terhadap sumber daya dan kesempatan.
Dalam rumah tangga yang dipengaruhi oleh patriarki, perempuan seringkali diharapkan untuk mengurus rumah tangga, merawat anak, dan melayani suami, sementara laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama. Hal ini dapat menimbulkan beban ganda bagi perempuan, yang harus memenuhi tanggung jawab domestik di samping pekerjaan di luar rumah. Selain itu, pengambilan keputusan dalam rumah tangga juga cenderung didominasi oleh laki-laki, sehingga perempuan kurang memiliki suara dan otonomi dalam menentukan arah kehidupan keluarga.
Dampak negatif dari patriarki dalam rumah tangga dapat terlihat dalam berbagai bentuk, seperti kekerasan dalam rumah tangga, pembatasan akses pendidikan dan karier bagi perempuan, serta minimnya dukungan bagi perempuan yang ingin berkarier. Hal ini dapat menghambat perkembangan dan potensi perempuan, serta menciptakan ketidakadilan dan ketidakharmonisan dalam rumah tangga.
Untuk mengatasi isu patriarki dalam rumah tangga, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat, dan individu. Edukasi dan sosialisasi tentang kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, serta pengembangan kebijakan yang mendukung kesetaraan dalam rumah tangga menjadi langkah penting. Selain itu, perubahan mindset dan perilaku dalam keluarga juga sangat diperlukan, agar tercipta lingkungan yang lebih adil dan setara bagi semua anggota keluarga.
Isu patriarki dalam rumah tangga merupakan tantangan yang harus dihadapi bersama-sama. Dengan kesadaran, komitmen, dan tindakan nyata, diharapkan dapat tercipta rumah tangga yang lebih harmonis, di mana laki-laki dan perempuan memiliki peran dan kesempatan yang setara, serta dapat saling mendukung dan menghargai satu sama lain. Perubahan ini tidak hanya berdampak pada kehidupan keluarga, tetapi juga dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI