Mohon tunggu...
Silvia Sabrina
Silvia Sabrina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Saya adalah siswi dari SMA Citra Berkat

Saya merupakan seseorang yang menyukai analisa kasus atau berita dan menulis. Hobi saya adalah menari dan juga menggambar. Saya merupakan seseorang dengan pribadi yang terbuka dan berpikir rasionalis, saya selalu berusaha untuk tidak takut keluar dari zona nyaman agar wawasan saya menjadi lebih luas dari sebelumnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

F.O.M.O, Sindrom Baru pada Remaja

20 Januari 2023   10:10 Diperbarui: 20 Januari 2023   12:03 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Generasi muda pada zaman sekarang lebih takut untuk melewatkan tren dibanding takut melanggar moral manusia. Sehingga muncullah sindrom baru bagi remaja yaitu F.O.M.O atau Fear Of Missing Out. Fenomena ini berarti seseorang yang takut tertinggal tren dan takut jika tidak eksis seperti orang lain di media sosial.

Pada masa-masa pertumbuhan, remaja akan timbul banyak keinginan psikologis, sehingga jika tidak terpenuhi akan menimbulkan perilaku-perilaku yang agresif. Maka sindrom F.O.M.O merupakan hal yang harus diperhatikan jika terjadi pada seorang remaja dikarenakan kesehatan mental pada remaja akan terganggu sehingga bisa mempengaruhi kinerjanya baik di sekolah, maupun di rumah

Dibully juga dapat menjadi pengaruh bagi remaja menjadi F.O.M.O karena perasaan trauma yang telah mereka terima saat dibully. Sehingga mereka berpikir bahwa menjadi seseorang yang gaul akan membuat mereka memiliki banyak teman. Berikut adalah tanda-tanda seorang remaja terkena F.O.M.O.

  1. Menginginkan validasi dari orang lain sehingga remaja akan berusaha keras untuk membuktikan bahwa dirinya merupakan orang yang gaul.

  2. Menghabiskan uang dan  boros demi bergaya karena gengsi.

  3. Selalu mengecek berita dan 'surfing' internet agar bisa up-to-date.

  4. Selalu ingin tahu gosip terkini. 

  5. Menganggap bahwa media sosial lebih penting dari kehidupan pribadi.

Likes dan comment di media sosial menjadi patokan kebahagiaan di media sosial karena dapat meningkatkan 'dopamine' atau zat kimia yang bisa menimbulkan perasaan senang sehingga remaja akan muncul kebiasaan untuk mencari sensasi atau perhatian demi untuk mendapatkan likes. Remaja yang sedang mengalami F.O.M.O akan sulit untuk mengubah kebiasaan mereka, namun ada cara yang bisa dilakukan untuk merubah kebiasaan tersebut yaitu 

Sadar bahwa media sosial bukanlah segalanya

Tidak memposting kehidupan di media sosial bukan berarti akan dianggap tidak gaul atau akan dikucilkan teman. Media sosial cenderung akan membawa dampak buruk bagi diri sendiri.

Tidak membandingkan kehidupan dari media sosial

Hidup orang lain yang diposting di media sosial tidaklah sempurna seperti apa yang mereka ingin publik percayai, maka tidak ada untungnya jika membandingkan kehidupan dengan orang lain.

Membatasi penggunaan gadget dan media sosial

Carilah aktivitas lain yang bisa menggantikan keinginan bermain gadget terlalu lama. Seperti mendalami hobi dan menyadari potensi diri yang positif bagi diri sendiri.

Menghargai diri sendiri serta bersyukur

Setiap orang mempunyai keunikan masing-masing yang tidak dimiliki oleh semua orang sehingga mensyukuri apa yang sudah diberikan oleh Tuhan akan membantu seorang remaja menyadari berharganya diri sendiri.

Eksis di media sosial bukan berarti akan dicintai semua orang namun ada saja orang yang suka menyebar 'hate comment' atau komentar kebencian sehingga dapat mendatangkan pengaruh negatif untuk seorang remaja. Maka alangkah baiknya jika penggunaan media sosial dibatasi dan jangan dijadikan patokan dalam menjalani hidup. Namun, Jalanilah hidup dengan tidak membandingkan diri dengan orang lain dan selalu bersyukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun