Mohon tunggu...
Silvester Deniharsidi
Silvester Deniharsidi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tinggal di Labuan Bajo

Tertarik pada isu-isu sosial

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Flores Geothermal Island, Tantangan Ketersediaan Listrik di Flores

21 April 2022   10:51 Diperbarui: 26 April 2022   16:46 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). (sumber: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww via kontan.id)

Kekurangan energi tersebut membawa dampak lambannya pertumbuhan ekonomi masyarakat yang akhirnya masyarakat tersebut sulit keluar dari garis kemiskinan. Masyarakat yang kekurangan listrik hidup dalam dengan keterbatasan. Produktivitas kerja sangat rendah. 

Mereka akan kalah bersaing. Misalnya, seorang tukang meubeler di desa, yang mengerjakan meja dan kursi dengan tenaga, akan kalah bersaing dengan tukang yang sudah bekerja dengan menggunakan teknologi karena tersedianya energi listrik. 

Pulau Flores merupakan salah satu pulau di NTT yang terdiri dari sembilan kabupaten yakni; Flores Timur, Sika, Ende, Nagekeo, Ngada, Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat, yang tentu saja menghadapi masalah kekurangan energi listrik. 

Untuk mengatasi kekurangan energi di Pulau Flores, Pemerintah melalui Kementrian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) mendorong penggunaan sumber daya energi yang ada di pulau Flores itu sendiri. Salah satu sumber daya energi yang melimpah di Pulau Flores adalah panas bumi.

Sejak tahun 2017, Pemerintah menetapkan Flores sebagai pulau panas bumi atau Flores Geothermal Island, melalui Surat Keputusan Menteri ESDM Nomor 2268. Tujuannya untuk melakukan pemerataan pembangunan dalam rangka kemandirian dan ketahanan energi. 

Penetapan ini sangatlah mendasar karena Flores memiliki sumber daya panas bumi yang melimpah. Dari data Kementrian ESDM menunjukan Flores memiliki sumber daya sebesar 929,5 MW yang sumbernya merata di setiap kabupaten seperti di Sokoria, Mataloko, Ulumbu dan Wae Sano-Manggarai Barat. 

Dari sumber daya panas bumi yang tersedia, kapasitas terpasang panas bumi baru 12,5 MW (Ulumbu 10 MW, Mataloko 2,5 MW) + sedang dibangun Sokoria 5 MW.

Pemanfaatan sumber energi panas bumi di Flores dapat dipandang sebagai pilihan yang sesuai dengan kondisi Pulau Flores karena beberapa alasan. Pertama, energi panas bumi yang tersedia sangat melimpah. Semua kabupaten di Pulau Flores memiliki sumber energi panas bumi. Kedua, di era kepemimpinan Jokowidodo, Pemerintah telah memberi perhatian yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Flores. 

Hal ini tentu momentum yang sangat besar agar Pulau Flores dapat keluar dari masalah kekurangan energi listrik. Peluang ini harus dimanfaatkan dengan baik. Kalau bukan sekarang, kapan lagi. 

Kita tidak pernah tahu, setelah kepemimpinan Presiden Jokowidodo. Beruntung kalau pemimpin selanjutnya memberikan perhatian yang sama. Kalau sebaliknya, hal ini akan membawa kerugian besar bagi kemajuan di Pulau Flores itu sendiri.

Ketiga, pemanfaatan energi panas bumi sangat cocok dengan kondisi di Pulau Flores yang memiliki panorama alam yang indah. Pulau Flores saat ini adalah salah satu destinasi unggul untuk pariwisata yang mengandalkan pada keindahan alam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun