Mohon tunggu...
Silfia Salsabila
Silfia Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Masa Remaja Dikatakan Penting dalam Proses Kehidupan Seseorang, Apakah Benar?

15 September 2022   15:45 Diperbarui: 15 September 2022   18:45 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di dalam Islam, perkembangan memiliki artian sebuah proses dari masa pembuahan hingga akhir hayat. Salah satu periode dalam perkembangan kehidupan adalah fase remaja. 

Fase remaja atau yang biasa disebut sebagai masa akil baligh merupakan suatu masa yang sering kali dianggap sebagai masa badai. Walau begitu, fase remaja adalah salah satu masa yang penting bagi setiap individu sebelum menuju fase selanjutnya, yakni fase dewasa.

Masa remaja yang merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa ini tentunya tidaklah mudah untuk dilalui karena didalamnya terjadi banyak perubahan dan gejolak yang membara dan akan berbahaya bila tidak diimbangi dengan bimbingan dan pengarahan yang tepat. 

Pada tahapan ini seringkali terjadi perubahan-perubahan hormone yang mempengaruhi remaja untuk melakukan eksplorasi sehingga terdorong untuk melakukan hal yang cenderung menantang atau bahkan terlarang. 

Selain itu, pada umumnya remaja memiliki kecenderungan untuk mengidentifikasi dirinya dengan teman sebayanya karena merasa apapun yang dilakukannya akan diterima dan divalidasi keberadaannya.

Remaja seringkali dikaitkan dengan perilaku beresiko, hal tersebut sebenarnya berkaitan dengan belum sempurnanya otak pada bagian Prefrontal Cortex. Tak hanya itu, hal ini juga diakibatkan karena hubungan antara otak kanan dan kiri yang belum selesai secara maksimal sehingga seringkali remaja belum mampu untuk mengambil keputusan secara rasional dan cenderung impulsive. Sehingga tak heran bila fase ini sering dikaitkan dengan masa penuh tekanan jiwa yang sering berujung pada perilaku menyimpang ataupun konflik.

Pada proses perkembangan remaja setiap individu mengalami banyak perubahan, seperti perubahan hormon, fisik dan juga psikis. Apabila dalam berjalannya masa perkembangan tersebut mengalami sebuah kegagalan, maka akan berdampat terhadap masa kehidupan selanjutnya yakni masa dewasa. 

Di dalam Islam sendiri, perkembangan seseorang dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dan saling berkesinambungan. Hal ini berarti perkembangan baik itu motoric, kognitif dan sosial tidak dapat dipisahkan dan saling memiliki keterkaitan yang kuat.

Masa remaja yang merupakan bagian dari fitrah perkembangan tidak boleh disepelehkan. Oleh sebab itu di dalam Islam usia remaja adalah usia yang paling dibanggakan. Karena tak hanya memperhatikan aspek pertumbuhan atau perkembangan serta perubahan psikologis, kognitik dan motoric. 

Namun, yang lebih penting adalah bagaimana mempersiapkan remaja yang menjadi generasi penerus masa depan yang paham dan mampu untuk mengintegrasikan nilai-nilai akhlak, iman dan pengetahuan demi kemaslahatan bersama. Untuk itu remaja haruslah sadar bahwasannya manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna. Oleh sebab itu remaja haruslah menggunakan seluruh potensi yang ada di dalam dirinya untuk menuju arah kebaikan.

Pada masa awal perkembangan anak merupakan tanggung jawab dari orang tua, yang mana bila hal tersebut diabaikan maka akan terjadi suatu gangguan di masa yang berikutnya. Maka sebab itu para orang tua berbondong-bondong untuk memberikan segala hal yang terbaik untuk anaknya. Tak hanya itu, orang tua tentunya menginginkan suatu pengajaran yang terbaik untuk anaknya. 

Maka dari itu sang anak diberikan Pendidikan terbaik, seperti di sekolahkan pada embaga yang terbaik dengan kualifikasi yang terbaik serta diberikan biaya hingga ke jenjang Pendidikan yang tinggi. Akan tetapi, ada suatu hal yang mengganjal apabila kita kembali menilik pada masa sebelum abad dua puluhan. 

Dimana pada era tersebut ada banyak sekali pemuda belasan tahun yang telah akil baligh atau mukalaf, mandiri dan juga memiliki peran dalam perdaban terbaiknya. Namun, coba jika tinjau kembali pada masa kini. Apakah masih banyak ditemui pemuda yang seperti itu?.

Sejak menginjak pada abad kedua puluh ini, rasanya generasi yang telah akil baligh seperti yang telah disebut di atas tidaklah kembali bermunculan. Hal ini dapat terjadi berkat sumbangsi dari segala system dalam kehidupan di masa kini yang cenderung membuat para pemuda kerap kali mengalami masa "pembocahan" yang panjang. 

Seperti halnya pada sistem Pendidikan tidaklah disertai dengan kiat atau ilmu untuk mempersiapkan sebuah kedewasaan dan kemandirian, melainkan hanya mencetak generasi yang cerdas dalam perihal kemampuan otak semata. Akibat dari hal tersebut para pemuda yang sudah seharusnya dapat mandiri dan dewasa baik perihal aspek kepribadian maupun finansial masih terus menggantungkan diri terhadap orang tuanya. 

Hal tersebut tentu saja menghambat terjadinya kebangkitan peradaban yang ada hingga berlanjut pada generasi selanjutnya. Hal tersebut tentu saja dapat terjadi karena mereka adalah pribadi yang bahkan tidak selesai dengan dirinya sendiri sebab tak tumbuh berdasarkan fitrah yang sesungguhnya.

Sebelum era dua puluhan atau sebut saja pada era Rasulullah hingga ratusan tahun setelahnya, ada banyak sekali contoh figur pemuda Islam yang sudah memegang peranan penting di dalam peradabannya, seperti:

  • Usamah bin Zaid bin Haritsah yang ditunjuk menjadi Panglima Perang
  • Sultan Muhammad Al-Fatih penakluk Konstatinopel
  • Zaid Bin Tsabit pemuda yang ikut berjihad fi sabilillah
  • Sa'ad bin Abi Waqqash seseorang yang pertama kali melepaskan anak panahnya di jalan Allah
  • Atab bin Usaid gubernur Makkah di usia 18 tahun

Referensi :

Jannah Miftahul. 2016. Remaja Dan Tugas-Tugas Perkembangannya Dalam Islam. Jurnal Psikoislamedia, 1, 243-255

Hanafi Imam. 2018. Perkembangan Manusia Dalam Tinjauan Psikologi Dan Al-Quran. IQ (Ilmu Al-qur'an) : Jurnal Pendidikan Islam. 1, 84-99

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun