Mohon tunggu...
Sigit Nugroho
Sigit Nugroho Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah

Berlatar belakang bahasa Inggris, berminat sejarah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dari Isu Radikalisme, Membongkar Agenda Barat dalam Dokumen Rand Corporation

6 Desember 2019   01:52 Diperbarui: 6 Desember 2019   16:58 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelompok Islam Moderat/Modernis diberi STATUS: AMAN bagi Barat (tidak mengandung acaman yang berarti bagi Barat).

Terhadap kelompok ini, menurut RAND Corporation, Barat memberikan rekomendasi sebagai berikut.

  • Kelompok Moderat perlu diberikan ruang publik di media, pemerintahan, dan perlu didengar suaranya
  • Jika ada kesalahan sebesar apa pun dari tokoh-tokohnya, segera tutup kesalahannya, jangan sampai masyarakat sampai tahu
  • Jika ada kebaikan sekecil apa pun, sebarluaskan kebaikannya, dan viralkan sehingga tersebar luas di masyarakat
  • Sebut tokoh-tokoh mereka dengan gelar-gelar kehormatan dan gelar akademiknya secara lengkap, supaya melekat di hati masyarakat bahwa mereka adalah tokoh-tokoh panutan

4. Islam Liberalis

Islam Liberal dalam definisi ala RAND Corporation adalah mereka yang memiliki CIRI-CIRI:

  • Anti terhadap penerapan syariat Islam
  • Anti terhadap penegakan khilafah
  • Pro terhadap demokrasi
  • Menerima pengaruh ide-ide Barat, menganggap semua yang dari Barat merupakan yang terbaik, bahkan tak jarang kelompok ini menganggap konsep-konsep Barat lebih baik dari ajaran Islam

Kelompok Islam Liberal diberi STATUS: SANGAT AMAN oleh dunia Barat. Bahkan kelompok ini dijadilan antek oleh Barat untuk memukul kelompok Islam lainnya. Karenanya, Barat memberikan perlakuan istimewa yang hampir mirip dengan Islam Moderat kepada kelompok Liberalis ini antara lain:

  • Ide-ide mereka beserta tokoh-tokohnya harus dibesarkan di berbagai ruang publik, media, pemerintahan
  • Sokong kelompok ini dengan bantuan financial
  • Viralkan pendapat-pendapat dari tokoh-tokoh Liberal
  • Libatkan mereka di konferensi-konferensi di mana saja
  • Jika ada kesalahan sebesar apa pun, tutupi. Jangan sampai masyarakat tahu kebusukan mereka
  • Jika ada kebaikan sekecil apa pun, viralkan, sebarluaskan supaya masyarakat tahu kebaikan-kebaikan mereka.

Menilik skema yang digunakan Barat untuk menggembosi bahkan memberantas gerakan Islam tersebut, rasanya kita mulai paham mengapa belakangan ini sering terjadi kasus terhadap ulama-ulama yang lantang melawan kebatilan dan ketidakadilan. Selain itu, setelah memelajari rencana Barat tersebut, tidakkah kita mulai kritis, sebenarnya, kelompok Islam mana yang paling benar? Benarkah bahwa kasus-kasus yang ditimpakan terhadap umat Islam dan kelompok-kelompok Islam tertentu itu nyata adanya? Tidakkah itu termasuk agenda Barat sebagaimana yang tercantum dalam dokumen RAND Corp ini?

Membandingkan strategi pembelahan ala Barat tersebut dengan apa yang terjadi belakangan di negeri tercinta ini membuat kita mulai paham, mengapa terjadi dikotomi antara ajaran Islam dengan negara ini, yang seolah menarasikan bahwa melaksanakan ajaran Islam sama dengan anti terhadap kebhinekaan, anti terhadap dasar negara, dan lain-lain.

Pada akhirnya, ini menuntut kebijaksanaan dari masing-masing individu untuk menyikapi isu-isu sensitif seperti radikalisme dan lain-lain.

Jika kita bertanya pada Imam Syafii tentang ulama mana yang perlu kita ikuti ketika terjadi perbedaan yang membingungkan seperti hari ini, tentu beliau akan menjawab, seperti yang pernah beliau katakan pada salah seorang muridnya, " Perhatikanlah panah-panah musuh (ditujukan kepada siapa) maka akan menunjukimu siapa pengikut kebenaran"...

Jadi pilihlah dan ikutilah ulama dengan ciri berikut agar selamat di zaman yang penuh fitnah ini:

Ulama yang paling dibenci dan tidak disukai orang kafir,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun