Setiba di rumah aku disambut oleh Tanti, anak - anak sudah tidur dan istriku menunggu aku pulang. Seperti biasa dia menyiapkan keperluanku yakni baju ganti dan makanan kecil. Tidak makan malam di rumah, biasa kalau ada lemburan kantor menyediakan makan malam. Setelah mandi dan berganti baju aku menemani istriku menonton TV di ruang tengah yang sekaligus ruang tamu.Â
"Mas gimana kalau kita cari rumah lain saja, tadi aku lihat di TV Â Presiden meresmikan rumah untuk buruh dan karyawan di Depok", ujar istriku.
'Boleh juga!", pikirku.Â
"Emang syaratnya gimana ?" tanyaku.
"Kalau di berita tadi disebutkan uang muka 1 persen", jawab istriku.
"Wah, iya tuh besok kita cari info yang bener seperti apa",timpalku. Aku pikir lumayan daripada mengharapkan janji Pemda DKI yang belu pasti kapan akan direalisasikan.Â
"Lokasi di luar Jakarta, gimana Mas?", tanya istriku.
"Nggak papa asal bisa ditempuh dengan motor dan kereta Commuter", jawabku.
Setelah ngobrol ringan aku masuk kamar dan disusul oleh istriku, capek sekali badanku hari ini. Tak terasa sudah pagi, aku terbangun karena anakku pertama dorong - dorong aku. Kulihat wajahnya masih polos tersenyum dan tertawa kecil, ini matahariku yang menguatkan aku dalam berjuang meniti kehidupan ini.
Saat istirahat siang, sambil makan siang aku browsing - browsing internet kebetulan di kantor ada fasilitas internet gratis pakai Wi-fi meski tidak lancar - lancar banget. Lumayan untuk menghemat kuota internet, aku sendiri lebih sering membuka internet kalau di kantor. Sedangkan kalau di rumah sekedarnya saja, paling untuk komunikasi lewat WA. Istriku juga memegang smartphone tapi pakai paket internet terbatas untuk sosial media sehingga dia jarang browsing - browsing. Paling banter WA-an sama aku atau kakaknya yang kerja di Mangga Dua Mall sebagai penjaga toko komputer.Â
"Nah ini dia!", pikirku. Aku menemukan informasi soal rumah DP 1% dari sebuah website setelah beberapa kali memasukan kata kunci di mesin pencari Google. Aku menemukan beritanya di situs kompas.com, isi beritanya bahwa BPJS Ketenagakerjaan. Sebuah fasilitas bagi peserta kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), non-MBR, dan pengembang itu merupakan program Manfaat Layanan Tambahan (MLT).Â