Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger ajah

blogger @ sigitbud.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Balada Sebuah Impian Warga Jakarta (6)

20 Oktober 2017   13:06 Diperbarui: 20 Oktober 2017   13:08 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap masuk bulan Oktober selalu membuat hati was - was, rumah kontrakanku biasanya kemasukan air kalau hujan 3 jam saja. Sudah jadi langganan tahunan, mau pindah rumah yang lebih layak, tapi banyak pertimbangan. Tentunya soal penyesuaian lingkungan baru, kalau masih kontrak - kontrak juga, ya sama saja bohong.

Untunglah rasa was - was  tersebut sudah sirna sejak 3 tahun lalu. Ceritanya dimulai saat itu aku akan berangkat kerja, terlihat 4 petugas berbaju oranye  dengan PPSU sedang membongkar penutup saluran di depan rumah.

Bau sekali aromanya, salut aku sama mereka. Salah seorang petugas menggunakan alat sekop dan pacul mengangkat kotoran berwarna hitam dari selokan. Petugas lain memasukan ke dalam karung - karung yang sudah disiapkan dan mengangkat karung tersebut ke atas gerobak motor. Aku melihat sudah ada 5 karung kotoran di atas bak gerobak motor tersebut.

"Petugas dari mana pak ?",tanyaku

Salah  seorang menjawab kalau mereka petugas dari Kelurahan yang tugasnya menjaga kebersihan wilayah kelurahan.

"Dari kelurahan,mas ", jawab salah satu petugas itu.

Sebelumnya belum pernah ada petugas yang rutin membersihkan lingkungan kami, sejak pertemuan dengan anggota PPSU aku melihat banyak kemajuan dalam soal kebersihan di jalan utama kampung. Sayangnya cuma satu  warga sendiri kurang menjaga kebersihan sekitar rumah mereka, meski jalan utama bersih begitu masuk gang - gang masih terlihat kotor. 

Sejak saat itu tidak ada lagi air masuk ke rumah dan jalanan di depan rumah tak lagi tergenang. Dulu bila berjalan  sejajar selokan yang tercium pertama kali aroma yang menyengat hidung. Aroma tak sedap itu menghilang, anggota PPSU aku lihat mengecek secara rutin. Seminggu sekali mereka mengangkat kotoran dari dalam selokan berupa endapan lumpur dan sampah aneka plastik.

Genangan air di lingkungan rumah tak ada hubungannya dengan banjir oleh aliran sungai Ciliwung meski rumahku dekat pintu air Manggarai.  Sumbernya dari selokan - selokan di kampungku yang tak terawat dan penutupan dengan beton secara brutal. Diatasnya dijadikan lapak untuk jualan, bila pagi jualan mie ayam, malamnya pecel lele. Sebagian besar permukaan  selokan dulu tertutup, entah siapa pemberi ijinnya.

Meski aku tidak begitu aktif dalam kegiatan kemasyarakatan di kampungku, setidaknya secara rutin aku ikut rapat RT untuk mengetahui kegiatan apa saja di kampung. Beberapa kali dalam rapat RT membahas rencana gotong - royong membersihkan lingkungan, namun tak juga kunjung jadi. Persoalan satu, warga yang mayoritas bekerja di sektor informal lebih mementingkan pekerjaannya, kadang mereka hanya memberikan sumbangan konsumsi. Akhirnya diputuskan uang saweran dari warga diberikan kepada petugas Hansip yang berjaga setiap malam di ujung gang yang kalau siang hari menganggur. Mendinglah, hitung - hitung membantu warga sendiri yang sudah tidak produktif untuk menjaga kebersihan kampung.

Malam itu aku pulang agak larut, kira -kira jam 9 malam, di kantor ada lembur untuk mencetak poster dari sebuah organisasi kemasyarakatan. Belakangan kantor kebanjiran order poster dari swasta, pemerintah, dan organisasi - organisasi. Maklumlah menuju akhir tahun, biasanya memang order agak tinggi. Kabarnya untuk menghabiskan anggaran promosi dalam setahun. Masa bodohlah, yang penting aku dapat lemburan bisa nambah - nambah beli susu anakku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun