Ini artinya Anda akan menjalani rutinitas yang sama, menggunakan besaran penghasilan dari penghasilan gaji untuk bayar cicilannya.
Di sini kita juga diwajibkan melunasi sisa utang kita beserta bunga pinjamannya, tidak bisa hanya melunasi pokoknya saja, harus dengan bunga pinjamannya artinya pinjaman kita yang baru, sebenarnya dirugikan juga karena dikurangi lagi untuk bayar sisa bunga pinjaman sebelumnya, belum lagi dipotong biaya lainnya, di sinilah seringkali terjadi malahnya utang kita jadi tambah banyak, karena terpotong tetek bengek itu tadi dari pihak bank dan leasing.
Contoh sederhananya misalnya begini;
Sisa pinjaman saya enam bulan dengan cicilan 2.500.000,-misalnya, yang mana di sini 1.500 000 adalah pokoknya, sedangkan yang 1.000.000 bunga pinjaman. Terus rencana awal saya mau top up 50 juta misalnya, maka pinjaman saya sudah bisa dibilang rugi karena harus bayar bunga pinjaman sebelumnya sejumlah 6 juta.
Sisa 44 juta dikurangi lagi pokok pinjaman sejumlah 9 juta sehingga tersisa 35 juta, lalu dipotong lagi biaya tetek bengek dari bank ataupun leasing sampai 4 jutaan, jadi bersihnya diterima sisa 31 juta, padahal saya butuhnya 50 juta, nah karena enggak cukup inilah kadang kita malah nambah lagi jumlah pengajuan pinjaman.
Jadilah saya sekalian pinjam 100 juta dan tentunya beserta bunga pinjamannya yang semakin besar juga disesuaikan jumlah pinjaman.
Begitulah kira-kiranya gambaran sederhananya, dan jujur hal ini sering terjadi kepada teman-teman di kantor saya, malah nambah utang dan makin nambah lagi periode utang bahkan ada yang jadinya nambah sampai 10 tahun lagi baru bisa lunas utangnya dan biasanya bank dan leasing akan begitu terus berulang menawarkan top up secara gencar.
Padahal, kalau mau sabar nunggu enam bulan hingga utang lunas, enggak perlu lagi kan sebenarnya sampai terjerat biaya bunga pinjaman yang enggak sedikit tersebut dan bisa diinvestasikan untuk yang lainnya sesuai kebutuhan hidup.
Kenapa sih kok bank dan leasing itu gencar banget menawarkan top up pinjaman?
Ya, jelas lah bank dan leasing untung besar dari bunga pinjaman atas pinjaman kita, mereka justru akan merasa kehilangan banget, meskipun itu hanya untuk kehilangan satu ataupun dua orang, sebab kalau Anda enggak mau utang lagi, karena jelas akan mengurangi pendapatan bunga pinjaman dari kita. Makanya kita sering dirayu untuk top up, yang jelas kita dirayu untuk tetap memperkaya pihak bank dan leasing.
Begitulah kira-kiranya yang menjadi gambaran kasarnya, soal kenapa sih pihak bank dan leasing ini kok seringkali begitu gencarnya merayu kita dengan manisnya untuk top up pinjaman.