Pernahkah Anda yang memiliki pinjaman atau kredit di bank ataupun leasing, dan ketika pinjaman ataupun kredit Anda tersebut sudah hampir lunas, eh tiba-tiba dapat telepon atau dapat pesan WA dari kedua pihak tersebut ditawarkan untuk top up?
Apakah Anda tertarik dan langsung mengiyakannya dan setuju untuk top up?
Apakah Anda mempertimbangkannya dengan matang terlebih dahulu?
Atau malah langsung menolaknya?
Ya. Keputusan mengiyakan, mempertimbangkan, hingga menolak penawaran top up pinjaman tersebut memang tergantung dari Anda sendiri, karena juga kan kebutuhan hidup ataupun keinginan itu masing-masing berbeda?
Nah, terus terang soal perutangan ini, penulis punya tanggungan KPR Bank dan Kredit Kepemilikan Mobil dan sudah hampir lunas semuanya, ya kalau enggak utang ya susah juga kan, kalau beli tunai ya enggak bisa, sebabnya besaran penghasilan harus dikalkulasi secermat mungkin untuk bertahan hidup, apalagi harga rumah dan harga mobil itu kan enggak murah jadi ya satu-satunya jalan ya ambil kredit toh.
Kemudian kalau soal top up pinjaman ini penulis juga pernah mendapat penawaran, bahkan sering banget, tapi penulis tidak langsung mengiyakan begitu saja, di sini penulis mikir-mikir dulu dan menolaknya, tapi dengan cara halus.
Kenapa penulis menolaknya?Â
Pertama, penulis kepingin bebas dari perutangan, dan memang enggak mau lagi nambah utang dan pingin sedikit demi sedikit akhirnya bebas dari segala urusan perutangan bank dan leasing, capek juga mikir beban utang ini, apalagi semakin kekinian beban biaya hidup semakin tinggi.