Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

HRD Perlu Hindari dan Pertimbangkan Ini dalam Merekomendasi Calon Karyawan

9 Juli 2020   12:16 Diperbarui: 9 Juli 2020   12:14 2172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar HRD | Dokumen foto via Sleekr.co


Human Resource Departement (HRD) atau lebih dikenal juga dengan istilah Departemen Sumber Daya Manusia (SDM), secara umumnya sesuai job desk nya di kantor, memang yang termasuk menentukan dalam hal rekrutmen karyawan.

Ya, memang HRD lah yang bertugas memberikan catatan khusus dan rekomendasi kepada pimpinan ataupun pada rapat manajemen tentang bagaimana nilai kelayakan dan kepantasan daripada para kandidat ataupun calon karyawan yang akan direkrut oleh kantor.

Sehingga dalam rangka menunaikan job desk nya ini, maka seorang HRD dituntut harus mampu mengetahui bagaimana tipikal dan nilai kualitas para calon karyawan yang akan direkrut, baik itu pada saat interview hingga saat uji kompetensinya.

Sehingga para calon karyawan ataupun para pelamar kerja yang diterima oleh kantor adalah benar-benar karyawan yang bisa dipertanggung jawabkan sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku.

Namun sebenarnya tak hanya itu, karena tentunya juga ada beberapa hal yang harus dihindari dan perlu jadi pertimbangan yang mendasar bagi HRD dalam kaitannya dalam proses rekrutmen dan merekomendasikan para calon karyawan tersebut.

Nah pada artikel ini, disini penulis ingin menekankan beberapa hal mendasar yang perlu dihindari dan jadi pertimbangan yang jadi catatan penting oleh HRD dalam rangka proses rekrutmen dan merekomendasi calon karyawan tersebut.

Sebab apa, seringkali terjadi karena HRD kurang kompeten dalam merekomendasikan calon karyawan, dan terbawa perasaan dan idealisme pribadi, ternyata kedepannya justru jadi bumerang dan masalah pelik di belakang hari dan pada akhirnya bisa berisiko dan berdampak buruk bagi perjalanan karir.

Sehingga dalam hal ini, beberapa hal yang penulis jabarkan ini perlu dihindari dan dipertimbangkan oleh para HRD sebelum merekomendasi dan juga kaitannya dalam proses perekrutan calon karyawan.

Lalu apa saja hal tersebut?

Ilustrasi gambar via Tennesen.com
Ilustrasi gambar via Tennesen.com

1. Jangan merekomendasi calon karyawan karena berdasar referensi dari rekan kerja sejawat, hubungan pertemanan dan hubungan sanak famili, hingga alasan karena kasihan.


Ya, terkadang karena perasaan kasihan atau rasa nggak enak hati kepada sanak famili dan hubungan pertemanan ataupun karena calon karyawan yang direkomendasikan tersebut adalah referensi berdasar hubungan sesama teman ataupun sesama rekan kerja, membuat HRD jadi ewuh pakewuh rasanya bila tidak diberi rekomendasi khusus dengan catatan yang layak.

Padahal, secara disadari atau tidak disadari, maka inilah sebenarnya yang dinamakan tindakan kolusi dan nepotisme ataupun yang seringkali disebut-sebut juga sebagai, tindakan main belakang ataupun lewat orang dalam atau istilah lainnya yang sejenis.

Sehingga para HRD haruslah bisa berkomitmen untuk bisa dengam tegas menghindarinya, karena yang jelas juga para HRD perlu mengaris bawahi, karena bila menuruti rekomendasi calon karyawan berdasar hal diatas, maka ini berarti para HRD telah siap merpertaruhkan dan menanggung risiko dirinya sendiri kepada pimpinan dan kantor.

Karena bila dikemudian hari, ketika si calon karyawan sudah dinyatakan diterima bekerja sebagai karyawan, tapi ternyata seiring perjalanannya ada segala sesuatu yang tidak berkenan atau ada permasalahan berkaitan dengan pekerjaannya dan kinerjanya, maka yang akan jadi sasaran utama evaluasi adalah para HRD.

Apalagi bila karyawan tersebut adalah saudara ataupun teman sendiri, karena yang jelas terkait karyawan tersebut pasti akan di sangkut pautkan hubungannya dengan rekomendasi yang diberikan sebelumnya.

Dan walhasil justru menjadi bumerang bagi diri sendiri dan HRD harus menanggung risikonya, apalagi ketika pimpinan dan manajemen mengetahui, bahwa saat proses perekrutan, ternyata karyawan yang bermasalah tersebut berdasarkan rekomendasi dan catatan khusus HRD karena adanya pertalian hubungan sanak famili, pertemanan, ataupun refererensi dari rekan kerja di kantor.

Sehingga pimpinan dan manajemen menilai bahwa ada yang tidak benar ketika proses perekomendasian dan perekrutannya, ada yang tidak fair dan akhirnya bisa berujung pada pencopotan jabatan HRD, atau lebih parah lagi bisa langsung di knock out atau di PHK oleh kantor.

Jadi, disinilah kiranya yang perlu jadi catatan penting oleh para HRD, kenapa dalam hal merekomendasi calon karyawan dalam proses perekrutan perlu menghindari rekomendasi berdasar karena referensi dari rekan kerja, hubungan pertemanan dan hubungan sanak famili, hingga harus bisa menghindar alasan karena kasihan.

2. Bagaimana bila calon karyawan merupakan referensi dari unsur atasan atau pimpinan?

Nah, kalau dihadapkan dalam posisi seperti ini memang serba salah dan lebih ewuh pakewuh lagi. Sebenarnya juga, meskipun judulnya adalah referensi, namun sebenarnya kalau mau jujur hal ini juga masuk ke dalam ranah intervensi unsur atasan ataupun pimpinan.

Memang sih disini referensi tersebut perlu dipertimbangkan dengan cermat dan teliti, ini karena unsur atasan atau pimpinan yang mereferensikannya.

Namun demikian untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan kedepannya, maka tidak ada salahnya dan masih wajar adanya serta logis untuk membuat semacam perjanjian tertulis atau sejenisnya yang menyatakan bahwa calon karyawan tersebut adalah merupakan referensi dari para atasan atau pimpinan.

Sehingga ke depannya dalam perjalanannya ketika si karyawan ada masalah berkaitan dengan pekerjaan dan kinerjanya, ada alasan mendasar HRD ataupun antisipasi HRD menyampaikan alibi dan pendapat, sehingga HRD tidak menanggung risiko, yaitu jadi dipersalahkan karena proses sebelumnya dalam rekrutmen dan rekomendasi karyawan tersebut.

-----

Nah inilah kiranya menurut pengalaman penulis yang perlu jadi catatan bagi para HRD mengenai apa yang perlu dan jadi pertimbangan dalam hal proses rekomendasi hingga rekrutmen karyawan.

Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun