Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Malam yang Tak Bertuan

22 November 2019   20:44 Diperbarui: 22 November 2019   20:44 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar | Pixabay.com

Kutatap langit malam yang begitu gulita, karena awan melingkupi bulan dan bintang.

Malam terasa begitu sangat hening, suara para binatang malam bak sirna ditelan kepekatan yang semakin menggulita.

Dan aku masih terjaga dalam sunyi senyapnya malam, diantara putaran waktu yang terasa lamban bergulir.

"Duhai malam sunyi senyap yang tak bertuan, aku masih bersamamu untuk sekedar menyusun bait bait lantunan kata diantara heningmu."

Secangkir kopi panas teman setiaku  berangsur mulai mendingin, aku masih sendiri dalam malam sunyi senyap yang tak bertuan, bersama hawa dingin yang semakin menyelimuti dan menusuk mengigilkan raga diantara heningmu.

Namun, aku dapat belajar dari malam sunyi senyap yang tak bertuan, ketika aku telah dapat mengguratkan dan mencurahkan imaji diantara heningmu.

Balikpapan, 22 November 2019.

Sigit Eka Pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun