Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pentingnya Jadi "Leader" yang Bukan "Boss"

28 Juli 2019   13:17 Diperbarui: 28 Juli 2019   16:17 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Leader dan Staf | Expansion.com

Mengenai kepemimpinan secara teori banyak definisi mengenai kepemimpinan seperti definisi menurut Colin Power berikut ini, Kepemimpinan adalah seni mencapai sesuatu yang lebih daripada apa yang diperkirakan mampu dicapai oleh ilmu manajemen.

Dan berkaitan dengan definisi lainnya juga kurang lebih berorientasi sama dalam mendefinisikan mengenai kepemimpinan. Oleh karena itu dengan didasari beberapa definisi kepemimpinan tersebut, penulis mencoba membagikan secara sederhana berdasarkan pengalaman mengenai beberapa hal sederhana perlunya menjadi Leader(Pemimpin) yang bukan Boss.

Dalam ruang lingkup suatu organisasi tentunya ada susunan struktur organisasi, baik itu atasan (Leader) maupun bawahan (Para Staf), dan yang pasti keberlangsungan perjalanan suatu organisasi bertitik tumpu pada berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam mengelola para punggawa-punggawanya untuk mengawaki organisasi.

Banyak juga ditemukan beberapa organisasi ditengah perjalanan harus tumbang karena ada pimpinan yang salah kaprah memaknai kepemimpinan, biasanya itu terjadi karena seorang pemimpin itu bertipe Boss atau memang dari awal posisi Boss itu adalah warisan.

Sehingga taunya hanya duduk manis dikursi empuk, sukanya hanya memberi perintah dan memberi teori saja tanpa mencontohkan, ada target tidak tercapai sesuai tujuan langsung rapat dengan memberi preasure, jarang memberi reward, mengakui hasil kerja keras bawahan adalah kerja boss dengan alasan semua itu karena peran boss sehingga yang dapat nama selalu boss, pokoknya hanya tau beres saja dan tinggal teken berkas saja, bawahan ada salah sedikit saja bawaannya langsung marah-marah, sedikit-sedikit main PHK, Wih sangar amat yah Boss kayak begini.

Tapi secara kenyataan penulis memang pernah mengalaminya sih punya leader yang tipe Boss, tapi untungnya saat itu penulis kupingnya tebel dan urat bapernya udah kapalan jadinya tahan aja sih, memang benar ada tipe pemimpin yang Boss banget seperti diatas. 

Memang sih itu tergantung selera masing-masing namanya juga Boss,  namun Leader tipe Boss yang memimpin anak buah seperti itu akan sulit memperoleh Loyalitas dan soliditas tim dalam organisasi, bawahan banyak yang tidak betah, karena bekerja selalu dibawah tekanan dan merasa hanya dimanfaatkan, lalu akhirnya pada resign.

Nah, bagaimana sih sebenarnya Leader yang bukan Boss itu?

Berdasarkan pengalaman, penulis juga pernah punya leader yang memiliki Kemampuan Leadership yang bukan boss. Sesuai definisi Colin Power tadi, perlu seni dalam menjalankan kepemimpinan. Jadi perlu ada sentuhan-sentuhan yang memberikan rasa asah, asih dan asuh dalam kepemimpinan.

Dan telisik punya telisik, ternyata banyak juga Leader yang bukan Tipe Boss banget. Dan para Leader tipe ini ini hampir sebagian besar meniti kariernya hingga mencapai level Leader, awalnya dimulai dari level terbawah.

Sehingga sudah sangat ditempa pahit manisnya pengalaman dalam setiap langkahnya. Meskipun memang ada Leader yang sedari awal langsung ditunjuk jadi boss atau kebablasan dengan zona nyaman menjadi Boss seperti dijelaskan di atas.

Namun dalam hal ini, bila bicara secara umum jika seorang leader ingin sukses menjadi pemimpin maka perlu ada sentuhan seni yang memberikan dan menciptakan rasa keindahan, mampu membangkitkan perasaan, semangat dan welas asih.

Contoh : saat penulis pernah gagal mencapai target penjualan sebuah produk otomotif, bahkan saat itu dari target penjualan yang seharusnya 5 unit, penulis hanya dapat menjual 1 unit, ada perasaan tertekan dalam diri, takut dimarahi dan langkah jadi terbebani untuk menghadap Leader

Saat penulis menghadap Leader dan menerangkan kegagalan target, ternyata Leader tidak marah dan malah memberikan trik-trik dan wawasan serta motivasi agar tetap semangat, dan yang tidak diduga oleh penulis ternyata beliau langsung ikut terjun bersama-sama memasarkan produk tersebut, memberikan contoh langsung bagaimana memasarkan produk dan ini juga berlaku pada staf bawahannya yang lain sesuai bidang masing-masing.

Kemudian pernah juga untuk membangkitkan suasana beliau mengadakan lomba dadakan dengan melontarkan pertanyaan, dan bila jawabannya benar diberi reward olehnya, dan masih banyak sekali yang bisa di teladani dari beliau.

Dari pengalaman kecil diatas tergambar bagaimana seorang Leader akan selalu perhatian kepada anak buahnya dan membimbingnya dengan penuh rasa asah, asih dan asuh. Ada simpati dan empati, mau tau kesulitan dan kendala anak buahnya dan tak segan turun langsung membantu kelancaran tugas anak buahnya, sehingga anak buah semakin respek dan loyal.

Oleh karena itu menjadi Leader yang bukan Boss itu sangat penting, karena seorang Leader yang dalam kepemimpinannya memiliki rasa asah, asih dan asuh dengan sentuhan-sentuhan kreasi seni yang indah akan selalu menjadi suri tauladan dan pengayoman anak buahnya dan sangat menentukan berhasilnya seorang Leader membentuk karakter, kesolidan, kekompakan, dan loyalitas dari anak buahnya.

Jadi dapat disimpulkan menjadi Leader yang Bukan Boss itu sangat berpengaruh besar dalam turut menentukan masa depan dan eksistensi keberlangsungan hidup suatu organisasi ataupun perusahaan, maka dengan tidak mengurangi rasa hormat, siapa saja, baik anda maupun penulis, niscaya pasti bisa melakukannya.

Hanya Berbagi Semoga bermanfaat.

Salam Hormat Selalu.

Sigit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun