Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pentingnya Jadi "Leader" yang Bukan "Boss"

28 Juli 2019   13:17 Diperbarui: 28 Juli 2019   16:17 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Leader dan Staf | Expansion.com

Sehingga sudah sangat ditempa pahit manisnya pengalaman dalam setiap langkahnya. Meskipun memang ada Leader yang sedari awal langsung ditunjuk jadi boss atau kebablasan dengan zona nyaman menjadi Boss seperti dijelaskan di atas.

Namun dalam hal ini, bila bicara secara umum jika seorang leader ingin sukses menjadi pemimpin maka perlu ada sentuhan seni yang memberikan dan menciptakan rasa keindahan, mampu membangkitkan perasaan, semangat dan welas asih.

Contoh : saat penulis pernah gagal mencapai target penjualan sebuah produk otomotif, bahkan saat itu dari target penjualan yang seharusnya 5 unit, penulis hanya dapat menjual 1 unit, ada perasaan tertekan dalam diri, takut dimarahi dan langkah jadi terbebani untuk menghadap Leader

Saat penulis menghadap Leader dan menerangkan kegagalan target, ternyata Leader tidak marah dan malah memberikan trik-trik dan wawasan serta motivasi agar tetap semangat, dan yang tidak diduga oleh penulis ternyata beliau langsung ikut terjun bersama-sama memasarkan produk tersebut, memberikan contoh langsung bagaimana memasarkan produk dan ini juga berlaku pada staf bawahannya yang lain sesuai bidang masing-masing.

Kemudian pernah juga untuk membangkitkan suasana beliau mengadakan lomba dadakan dengan melontarkan pertanyaan, dan bila jawabannya benar diberi reward olehnya, dan masih banyak sekali yang bisa di teladani dari beliau.

Dari pengalaman kecil diatas tergambar bagaimana seorang Leader akan selalu perhatian kepada anak buahnya dan membimbingnya dengan penuh rasa asah, asih dan asuh. Ada simpati dan empati, mau tau kesulitan dan kendala anak buahnya dan tak segan turun langsung membantu kelancaran tugas anak buahnya, sehingga anak buah semakin respek dan loyal.

Oleh karena itu menjadi Leader yang bukan Boss itu sangat penting, karena seorang Leader yang dalam kepemimpinannya memiliki rasa asah, asih dan asuh dengan sentuhan-sentuhan kreasi seni yang indah akan selalu menjadi suri tauladan dan pengayoman anak buahnya dan sangat menentukan berhasilnya seorang Leader membentuk karakter, kesolidan, kekompakan, dan loyalitas dari anak buahnya.

Jadi dapat disimpulkan menjadi Leader yang Bukan Boss itu sangat berpengaruh besar dalam turut menentukan masa depan dan eksistensi keberlangsungan hidup suatu organisasi ataupun perusahaan, maka dengan tidak mengurangi rasa hormat, siapa saja, baik anda maupun penulis, niscaya pasti bisa melakukannya.

Hanya Berbagi Semoga bermanfaat.

Salam Hormat Selalu.

Sigit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun