Mohon tunggu...
Siauw Joen Kiong
Siauw Joen Kiong Mohon Tunggu... Pandita Buddha

Saya seorang pemuka agama, suka mengisi kelas Dhamma dan ceramah di beberapa vihara, saat ini juga sedang membina warga binaan di lapas cipinang.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tindakan penulis hidupmu !!!

7 Agustus 2025   09:12 Diperbarui: 7 Agustus 2025   09:12 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filosofi Telapak Tangan vs Hukum

(

(Filosofi Telapak Tangan vs Hukum Kamma dalam Pandangan Buddhis)

Sejak dahulu, manusia menyimpan harapan bahwa masa depan bisa ditebak. Di balik rasa ingin tahu tentang esok, muncullah berbagai bentuk ramalan---mulai dari membaca kartu, bintang, hingga telapak tangan. Garis-garis yang terlukis di kulit kita dipercaya menyimpan peta takdir: umur panjang, keberuntungan, cinta, dan nasib. Tak sedikit orang yang tergoda untuk mempercayainya. Barangkali, karena rasanya nyaman jika hidup ini sudah ditentukan dan kita tinggal menjalani saja.

Namun, ajaran Buddha mengajak kita bangun dari kenyamanan semu itu. Buddhisme tidak menempatkan masa depan sebagai hasil dari garis tangan, melainkan hasil dari tindakan yang kita lakukan---sadar dan berulang. Inilah yang disebut kamma: hukum sebab-akibat moral yang menyatakan bahwa semua yang kita alami adalah buah dari benih yang kita tanam sendiri.

"Cittena niyati loko, cetanya vattati -- manomaya hi loko."

"Dunia ini dikondisikan oleh pikiran, digerakkan oleh kehendak. Segalanya berasal dari batin."

--- Anguttara Nikya 1.51

Telapak Tangan Bisa Dibaca, Tapi Tindakan Membentuk Hidup

Garis tangan tidak dapat kita pilih. Ia muncul tanpa permintaan. Tapi tindakan kita---itulah yang selalu berada dalam kendali kita. Dan itulah yang sungguh-sungguh menentukan arah hidup.

"Bukan karena kelahiran seseorang menjadi mulia atau hina, tetapi karena perbuatan."

--- Vasala Sutta, Sutta Nipta 1.7

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun