Mohon tunggu...
Best Siallagan
Best Siallagan Mohon Tunggu... Hobby membaca dan menulis

- AI Enthusiastic - Suka membuat cerita - Suka Nonton Film - Suka Nonton Bola (Penggemar Leonel Messi) - Millenial yang menolak ketinggalan untuk belajar teknologi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rahasia di Balik Pagar Mewah (Bab 6)

12 Oktober 2025   16:27 Diperbarui: 12 Oktober 2025   16:27 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang wanita misterius (generate by AI/Grok)

 Tapi Lia tidak begitu yakin. 

 Pagi ini, saat ia berbicara dengan Jono di dekat mobilnya, ia merasa ada mata yang mengintip dari balik pagar tetangga. Mungkin Sita, yang selalu tampak curiga. Atau Alya, tetangga baru yang terlalu sering bertanya soal Mira.

  Atau bahkan Rina, yang sepertinya tahu segalanya tentang semua orang. Pikiran Lia melayang ke kematian Mira Lestari, dan tiba-tiba ia merasa dingin meski udara sore masih hangat.

 "Jono, aku serius," kata Lia, kali ini suaranya lebih tegas. "Kita harus berhenti. Setidaknya untuk sementara. Sampai urusan Mira selesai."

 Jono mengerutkan kening, ekspresinya berubah dari genit menjadi serius. "Mira? Kenapa Mbak bilang gitu? Apa hubungannya sama kita?"

 Lia terdiam. Ia tak tahu kenapa nama Mira keluar dari mulutnya. Mungkin karena gosip di arisan Rina tadi malam, atau mungkin karena firasat buruk yang tak bisa ia jelaskan.

  "Nggak apa-apa," jawabnya cepat. "Cuma... semua orang pada ngomongin dia. Aku nggak mau kita jadi bahan gosip berikutnya."

 Jono mengangguk, tapi matanya menunjukkan ia tak sepenuhnya yakin. "Oke, Mbak. Tapi kalo Mbak berubah pikiran, aku selalu ada di taman." Ia mengedipkan mata, lalu keluar dari gudang, meninggalkan Lia dengan jantungan yang masih berdegup kencang.

 Saat Lia kembali ke rumah, ia mendengar suara Chandra dari ruang tamu. "Lia, kamu di mana aja?" Nadanya biasa, tapi ada ketajaman yang membuat Lia waspada.

 "Cuma di taman, ngeliatin bunga," jawab Lia, berusaha tersenyum sambil masuk ke ruang tamu. Chandra sedang duduk di sofa, memegang tablet, matanya terpaku pada layar. 

 Tapi saat Lia melangkah mendekat, ia melihat sesuatu yang membuat darahnya membeku: layar tablet menunjukkan rekaman CCTV dari taman belakang. Gambar buram, tapi cukup jelas untuk melihat dua sosok di dekat gudang---ia dan Jono.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun