Beberapa hari yang lalu, saya menulis sebuah kritik terbuka yang cukup pedas di Kompasiana. Artikel tersebut berjudul "Kritik Terbuka: Mengapa Kompasiana Gagal Menyaring Artikel promosi Judi?" (baca di sini). Jujur saja, saat itu saya merasa kecewa. Sebagai platform yang besar dan terpercaya, Kompasiana seolah kecolongan dan lalai dalam menjaga marwahnya.Â
Ada dua artikel yang jelas-jelas mempromosikan judi online, dan itu lolos dari pengawasan. Saya pikir, "Ini bukan Kompasiana yang saya kenal." Saya menumpahkan kekecewaan itu dalam tulisan, dengan harapan ada respons, walaupun saya tahu itu tidak pasti.
Malam ini, Seperti biasa saya membuka aplikasi Kompasiana untuk melihat artikel-artikel  terbaru dan terpopuler. Seperti sudah menjadi pola, waktu malam beranda saya artikel terbaru didominasi oleh puisi dan cerpen. Mulai dari penulis pemula sampai penulis terverifikasi biru. Walaupun kadang saya lihat puisinya cuma 6 baris. Saya pun berkata dalam hati "ini puisi atau pantun?". Tapi kok bisa masuk Artikel Utama.
Kembali ke laptop, saya buka pada halaman terpopuler. Mata saya langsung tertuju pada dua judul mirip dengan kata kunci 'Yumetoto'. Dengan penasaran bercampur sedikit keraguan, saya mencoba membukanya ternyata yang muncul adalah halaman pemberitahuan bahwa artikel yang anda cari tidak ditemukan. Sebuah senyum merekah di wajah saya. Kritik saya tidak hanya didengar, tetapi juga ditindaklanjuti dengan cepat dan nyata. Rasanya seperti berbicara kepada seseorang yang benar-benar mendengarkan dan mau berbenah.
Meski tidak ada klarifikasi resmi, respons cepat ini sudah menjadi jawaban yang paling efektif. Ini menunjukkan bahwa Kompasiana memiliki mekanisme pengawasan internal yang bekerja, dan yang terpenting, mereka mendengarkan masukan dari para penggunanya. Respons semacam ini adalah tanda kematangan sebuah platform dalam menghadapi kritik: tidak defensif, melainkan proaktif dalam berbenah.
Kompasiana sebagai platform blog, memang tidak selalu mudah dalam mengelola ribuan konten yang masuk setiap hari. Namun, tindakan tegas dalam menyaring konten ilegal seperti promosi judi adalah sebuah keharusan. Ini bukan hanya tentang menjaga kredibilitas, tetapi juga tentang tanggung jawab moral dan hukum. Dengan memblokir konten tersebut, Kompasiana telah menegaskan kembali posisinya sebagai platform yang berkomitmen pada integritas dan edukasi.
Bekasi, 19 Agustus 2025
Best SiallaganÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI