Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Esensialisme, Seberapa Optimalkah Waktu Kita Bekerja?

6 Agustus 2022   22:04 Diperbarui: 9 Agustus 2022   10:30 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Intinya adalah kita mengatakan "tidak" untuk hal-hal yang tidak penting bagi kita sehingga kita bisa mengatakan "ya" untuk hal-hal yang benar-benar penting---walaupun kenyataannya adalah kebanyakan hal yang tidak penting. 

Kita memahami bahwa bekerja keras itu penting, tetapi bekerja keras pada hal yang salah adalah membuang-buang waktu dan energi---dan itu yang seharusnya kita hindari.

Esensialisme sangat erat kaitannya dengan prinsip 80/20 atau prinsip Pareto, yaitu sebuah Prinsip yang pertama kali dimulai dari pengamatan seorang pria bernama Vilfredo Pareto pada tahun 1906 (penanaman kacang polong), yang menyatakan bahwa 80% dari hasil berasal dari 20% dari usaha dan sebaliknya, 20% dari hasil kita berasal dari 80% usaha.

Jadi, mengidentifikasikan 20% tindakan yang akan memberikan 80% hasil kepada kita merupakan hal yang masuk akal. 

Sayangnya, kebanyakan dari kita terhalang untuk naik ke tingkat berpikir yang lebih tinggi karena kita tidak dapat melepaskan keyakinan bahwa segala sesuatu adalah penting, baik yang kita lakukan maupun yang tidak, sehingga kita cenderung membuang 80% waktu kita untuk mengejar 20% hasil.

Ketika tidak mempunyai waktu untuk mencari tahu bagaimana kita bisa berhenti membuang-buang waktu, bahkan ketika tidak bisa mengidentifikasi 20% usaha mana yang akan memberi kita 80% hasil, kita seolah-olah hidup seperti lingkaran yang melelahkan.


Jika kita seorang esensialisme, tentu saja kita akan membiarkan diri kita berpikir dan mengidentifikasi apa yang penting dan apa yang sepele untuk tujuan kita. 

Menghilangkan dan menghindari hal-hal sepele membuat kita dapat memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk hal-hal yang penting. 

Namun, menerapkan prinsip 80/20 Pareto bukanlah sesuatu yang kita lakukan hanya sekali sebab prinsip itu sebenarnya merupakan proses yang berkelanjutan.

Ketika kita membuat kemajuan besar dan kita mendapatkan banyak kesuksesan, itu menyebabkan makin banyak peluang akan datang kepada kita dan makin banyak orang yang ingin bekerja sama dengan kita---bagi pebisnis, ini kedengarannya bagus, bukan? Namun, kesuksesan yang baru ditemukan itu dapat menjadi faktor untuk kegagalan---itulah paradoks kesuksesan.

Tidak ada yang salah dengan mengejar peluang baru, kecuali, tentu saja jika kita mulai mengambil proyek yang tidak penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun