Mohon tunggu...
Shulhan Rumaru
Shulhan Rumaru Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat Aksara

Penikmat Aksara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mau Lolos Seleksi Beasiswa LPDP, Ini Bocorannya!

4 Mei 2018   00:37 Diperbarui: 4 Mei 2018   17:03 25534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Informasi kelulusan melalui akun LPDP (foto pribadi)

Seharian ini, website LPDP sempat tak bisa diakses usai diluncurkannya informasi pembukaan pendaftaran beasiswa LPDP tahun 2018.

Sebabnya masih klasik, lantaran banyaknya peminat beasiswa bergengsi ini yang membuka situs LPDP di waktu bersamaan. Makluuum, beasiswa ini memang paling dinanti-nantikan publik Indonesia, terutama generasi muda. Nah, sebelum saya kasih informasi lebih lanjut, saya mau cerita sedikit tentang pengalaman saya mengikuti seleksi beasiswa LPDP, lebih tepatnya kasih bocoran bagi LPDP scholarship hunters.

Tapi, se, se, se...siapa saya? Kok, berani-beraninya kasih bocoran seleksi LPDP? Alhamdulillah, saya ini alumni Admin Kompasiana yang dikasih rejeki menyabet beasiswa LPDP Afirmasi BIT tahun 2017 kemarin. Sekarang saya sedang dalam tahap rangkaian persiapan bahasa dan keberangkatan yang diadakan LPDP di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Doakan, ya, semoga saya diberi kelancaran untuk segera bertandang ke kampus impian, Columbia University*, Amerika Serikat. Amin (*selalu ada rencana cadangan. Hehehe)

Kembali ke inti bahasan...

Periode tes
Biasanya, seleksi beasiswa LPDP dilakukan dalam tiga tahap saja: seleksi administrasi, online assessment, dan seleksi substansi. Meski hanya tiga tahapan, tapi printilannya banyak banget. Bagi kamu yang gak sabaran dan gak mau lebih teliti, mendingan mundur (becanda). Hehehe. Serius ini, sebab lama waktu seleksi ini kurang lebih 4-7 bulan. Yuk, langsung bahas aja:

1. Seleksi administrasi
Sebelum ikut seleksi administrasi, hal utama yang wajib kamu lakukan adalah membuat akun lewat website LPDP, sebab semua informasi dan seleksi administrasi dilakukan secara online. Akun LPDP kamu akan berfungsi sebagai verifikasi awal. Kalau gak punya akun, maka kamu gak bisa melakukan pendaftaran beasiswa LPDP. Jelas? Ok, setelah itu, kamu wajib mengunduh booklet LPDP sesuai jenis beasiswa LPDP yang diinginkan. Booklet tersebut merupakan panduan untuk mengikuti semua proses seleksi LPDP dan berkas apa saja yang harus disiapkan.

Lalu, apa saja berkas yang mesti diunggah ke akun kamu untuk pendaftaran LPDP? Kurang lebih ada 16-21 berkas (lihat booklet), tergantung beasiswa LPDP mana yang kamu kejar; Beasisawa LPDP Reguler, Afirmasi, Alumni Bidikmisi Berprestasi, atau Beasiswa Individu dari Keluarga Prasejahtera dll.

Yang jelas, tahap administrasi ini agak ribet. Dari sekian banyak berkas, ada beberapa berkas yang harus berurusan dengan birokrasi (dan kalian tahulah, ya, gak semua birokrasi di Indonesia ini mudah ditembus alias terlalu berlika-liku). Kalau ada kesempatan lagi, saya bikin tulisan khusus tentang tips lulus seleksi administrasi. 

2. Online assessment
Tes ini termasuk baru, berlaku sejak 2017 lalu di angkatan saya. Dan kamu tahu apa akibatnya? Ribuan pelamar LPDP berjatuhan bagaikan daun di musim gugur dan gak lolos ke tahap seleksi substansi. Apa pasal? Bukan sebab mereka gak cerdas, bukan pula karena bahasa Inggrisnya gak kece, tapi ini murni persoalan kepribadian. Jadi, jangan coba-coba berusaha menjadi "ideal" atau menjadi orang lain dalam tahapan ini. Jawab saja semua pertanyaannya sesuai apa adanya dirimu. Nah, namanya juga online assessment, otomatis tes ini menggunakan koneksi internet yang harus stabil dan "haram" kalau lelet, sebab durasinya kurang lebih 30 menit saja. 

Tentang apa, sih, tes ini? Ya, mirip-mirip tes psikotes gitu, deh. Ada beberapa poin yang diujikan dalam assessment online. Pertama, tes Values and Motives Inventory (VMI ) yang berjumlah 90-122 soal dan diselesaikan dalam waktu kurang lebih 20 menit. Kedua, tes Fifteen Factors Questionnaire Plus (15FQ+) yang berjumlah 150-200 pernyataan. Jadi, total yang harus dikerjakan adalah 322 pernyataan melalui website khusus yang diberikan oleh LPDP. Ingat lagi, lagi, dan lagi bahwa kamu harus menjawab semua soal hanya dalam waktu kurang lebih 30 menit. Are we clear? Thoyyiiiiibbb!

3. Seleksi substansi
Boleh dibilang, ini seleksi puncak alias kamu akan dinyatakan sebagai awardee kalau berhasil melewati seleksi pamuncak ini. Apa saja yang ada dalam seleksi substansi? Tenaaaang, saya kasih bocorannya. Jadi, seleksi substansi ini dibagi ke dalam 4 proses utama yaitu;

a) Verifikasi berkas asli sesuai yang sudah kamu unggah pada tahap seleksi administrasi. Kurang satu saja berkasnya atau ketahuan berkas yang kamu unggah adalah palsu atau rekayasa, maka seketika kamu dinyatakan GUGUR. Mengerti? Aduh, maaf, kok, malah saya yang galak, yah! Hahaha. Semua demi kebaikanmu juga kawan. Damai!

b) Essay on the spot. Nah, setelah dinyatakan lolos verivikasi berkas, di hari itu juga kamu akan mengikuti tes satu ini. Apakah kamu bakalan dinyatakan gugur hari itu juga? Oh, tentu tidaaaak, LPDP mah baik hati. Sebab tes ini masih dalam rangkaian seleksi subtansi, ya, penilaiannya di akhir seleksi (kecuali verifikasi berkas).

Lantas, apa yang kudu kamu lakukan di tes ini? Namanya juga essay on the spot, pastinya kamu diminta menulis kurang lebih 3-4 paragraf dalam bahasa Inggris (bagi pelamar LPDP ke LN) sesuai tema yang diberikan LPDP. 

Tapiiiii, jangan anggap remeh tes satu ini, karena menurut saya, ini merupakan salah satu tes yang cukup sulit. Mengapa? Sebab kita gak akan pernah tahu akan diminta menulis topik apa. Alhasil, yang saya lakukan sebulan sebelum tes ini adalah memantau berita dari berbagai kanal berita baik televisi, koran, majalah, maupun portal online. Bukan sekadar pantau, loh, ya, saya rangkum semua beritanya secara lengkap dan tentu saja latihan menulis tentang isu-isu tersebut. 

Bagaimana kalau grammar saya acak-adut? Tulis aja bray, gak usah pusingin grammar, sing penting nyampe maksud dan tujuan tulisanmu. Lebih bagusnya, sih, kalau rapi tata bahasanya (grammar), mengingat pelamar LPDP lainnya adalah orang-orang keren di bidangnya yang mungkin sudah mahir menulis. Tipe tulisannya itu mirip-mirip writing task 2 dalam IELTS. 

Pengalaman saya gimana soal ini? Beeeuh, sereeeem, yang ikut tes bareng saya itu ada yang sudah S2-nya di LN, ada pakar, ada yang sudah bolak-balik kegiatan di LN, dan kebanyakan TOEFL dan IELTS-nya sudah mantap. Makanya, saya merasa beruntung bisa lulus LPDP (cerita saya lulus LPDP, nanti sesi khusus aja, yah).

c) Leaderless group discussion. Jujur aja, tes ini gak kalah deg-degan karena persoalan yang mau didiskusikan itu gak ada kisi-kisi sebelum masuk ruang diskusi. Satu-satunya cara yang perlu kamu lakukan adalah memantau isu kekinian, siapa tahu isu yang kamu pantau malah jadi bahan diskusi. Mekanisme diskusinya gimana? Ya, namanya LGD, jadi jangan sok-sokan mengendalikan diskusi seperti menjadi moderator. Berikan pendapatmu tanpa menafikan pendapat orang lain apalagi berdebat dalam forum. Biarkan diskusi mengalir apa adanya.

d) Wawancara. Inilah puncak dari semua sesi tes substansi sekaligus yang paling menentukan apakah kamu lulus atau tidak. Di sesi ini, juallah dirimu sebagus mungkin kepada 3-4 pewawancara ahli; ada pihak LPDP, pakar di bidang keilmuan yang akan kamu ambil saat kuliah nanti, psikolog, dan (khusus afirmasi) biasanya ada utusan pemerintah daerah. 

Apa saja pertanyaannya, kurang lebih saya merangkum 20 pertanyaan yang sering ditanyakan mulai dari perkenalan diri, rekam jejak diri, kontribusi, alasan mengikuti seleksi beasiswa LPDP, visi-misi kita terkait pendidikan, rencana tesis/disertasi dll (ini perlu tulisan khusus). Satu kata kunci dalam wawancara ini adalah LPDP mencari PEMIMPIN muda. Jadi, cerminkan dirimu sebagai pemimpin di bidangmu, ceritakan apa yang kamu lakukan dan lakukanlah apa yang kamu ceritakan.

Pengalaman saya sewaktu wawancara LPDP, saya menjual diri sebagai pekerja media, eks admin Kompasiana, penulis, editor buku dan pekerja sosial di kampung halaman. Saya cerita apa adanya tanpa menambah atau mengurangi porsinya, juga tidak hiperbolis. Saya ceritakan itu semua, tak lebih dari 5 menit. Mengapa begitu? Supaya interaksinya menjadi lebih intens. Saya membiarkan tim pewawancara bertanya sebanyak-banyaknya. 

Periode pascates
Saya belum bisa bicara banyak tentang pasca kelulusan Beasiswa LPDP tapi setidaknya saya akan bahas apa yang sudah saya jalani dan yang telah dijadwalkan LPDP.

Setelah seseorang dinyatakan sebagai awardee LPDP, maka dia wajib mengikuti serangkaian kegiatan di antaranya; pengayaan bahasa (PB); khusus untuk reguler biasanya tidak ada program pengayaan bahasa sebab syarat proficiency Teofl dan IELTS dll pun sudah rata-rata bahkan banyak yang di atas rata-rata (minimum 500 utk skor TOEFL dan 6,5 utk Band IELTS), dan Persiapan Keberangkatan (PK) yang memang menjadi inti dari proses Beasiswa LPDP sebelum keberangkatan.

Kalau tidak mengikuti PB dengan 3 alasan; keluarga inti meninggal, sakit, dan si penerima beasiswa meninggal dunia, maka "masih dimengerti" oleh LPDP selama dikomunikasikan. Lain hal kalau tidak mengikuti PK, maka status awardee-nya dicabut atau bahasa halusnya ditunda keberangkatannya.

Intinya, ikuti semua rangkaian seleksi LPDP dari tahapan seleksi hingga pasca kelulusan dengan sukaria. Nikmati hidupmu, nikmati peranmu sebagai Awardee LPDP. Bagaimana, siap mengikuti seleksi Beasiswa LPDP? #LPDPuntukIndonesia

Saat ini kami sedang mengikuti pengayaan bahasa di UPI Bandung (Foto milik Awardee LPDP Afirmasi BIT Piere Bagenda)
Saat ini kami sedang mengikuti pengayaan bahasa di UPI Bandung (Foto milik Awardee LPDP Afirmasi BIT Piere Bagenda)
Terakhir, saya sertakan info pendafataran dari LPDP
Jelasnya, tahun 2018 ini, LPDP kembali membuka program beasiswa magister dan doktoral dalam dan luar negeri. Program beasiswa yang dibuka antara lain: Beasiswa Reguler; Beasiswa Disertasi; Beasiswa Dokter Spesialis; Beasiswa Afirmasi: Beasiswa Daerah Tertinggal; Beasiswa Alumni Bidikmisi Berprestasi; Beasiswa Individu Berprestasi dari Keluarga Miskin/Prasejahtera; Beasiswa Prestasi Olahraga, Seni, Kebudayaan, dan Keagamaan; Beasiswa Penyandang Disabilitas; Beasiswa PNS/TNI/POLRI; Beasiswa Santri; Beasiswa Prestasi Olimpiade Bidang Sains, Teknologi, dan Keterampilan/Talent Scouting; Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI)*; dan Program Co-Funding.

Harap diperhatikan bahwa pendaftar yang lulus seleksi di tahun 2018 dapat memulai perkuliahan di tahun 2019 dan tidak ada opsi pindah perguruan tinggi setelah submit dokumen dan lulus seleksi LPDP. Mulai tahun 2018 LPDP membuka kesempatan bagi masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pembiayaan beasiswa melalui mekanisme co-funding. Jika memilih mekanisme ini, penerima beasiswa akan bersama-sama membiayai pendidikannya dengan LPDP (sharing cost) dapat memberikan kesempatan lebih banyak beasiswa bagi putera-puteri terbaik bangsa yang lain.

Syarat dan kriteria pendaftar untuk program beasiswa tersebut dapat diakses melalui laman jenis beasiswa masing-masing pada website ini. Selanjutnya, ada dua kategori tahapan seleksi beasiswa sebagai berikut: Kategori beasiswa reguler, Afirmasi Daerah 3T, Alumni Bidikmisi Berprestasi, Individu Berprestasi dari Keluarga Miskin/Prasejahtera, serta Prestasi Olahraga, Seni, Kebudayaan, dan Keagamaan: Pendaftaran pada website LPDP; Seleksi Administrasi; Seleksi Berbasis Komputer; dan Seleksi Substansi Kategori Beasiswa PNS/TNI/POLRI, Beasiswa Santri, dan Beasiswa Prestasi Olimpiade Bidang Sains, Teknologi, dan Keterampilan / Talent Scouting: Pendaftaran Seleksi atau pengusulan oleh Kementerian/Lembaga/Pemda.

 Pendaftaran pada website LPDP Seleksi Berbasis Komputer Seleksi Substansi Tanggal-tanggal penting terkait proses seleksi beasiswa LPDP tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Tahap I: Dalam Negeri Program Beasiswa Reguler, Beasiswa Dokter Spesialis, dan Beasiswa Afirmasi (kecuali Beasiswa Santri, dan BUDI)

  • Pembukaan pendaftaran: 7 Mei 2018
  • Submit dokumen: 7 Mei -- 8 Juni 2018
  • Penutupan pendaftaran: 8 Juni 2018
  • Penetapan hasil seleksi administrasi: 29 Juni 2018
  • Seleksi berbasis komputer: 9-25 Juli 2018
  • Penetapan hasil seleksi berbasis komputer: 31 Juli 2018
  • Seleksi substansi: 13 Agustus-7 September 2018
  • Pengumuman hasil seleksi substansi: 14 September 2018

Tahap II: Luar Negeri Program Beasiswa Reguler, dan semua Beasiswa Afirmasi (untuk Beasiswa Afirmasi Santri, perguruan tinggi tujuan dalam negeri dan luar negeri)

  • Pembukaan pendaftaran: 2 Juli 2018
  • Submit dokumen : 2 Juli-21 September 2018
  • Penutupan pendaftaran: 21 September 2018
  • Penetapan hasil seleksi administrasi : 12 Oktober 2018
  • Seleksi berbasis komputer: 22 Oktober-12 November 2018
  • Penetapan hasil seleksi berbasis komputer: 17 November 2018
  • Seleksi Substansi: 26 November-22 Desember 2018
  • Pengumuman hasil seleksi substansi: 28 Desember 2018

Beasiswa Disertasi Periode I

  • Pembukaan pendaftaran: 7 Mei 2018
  • Submit dokumen: 7 Mei-8 Juni 2018
  • Penutupan pendaftaran: 8 Juni 2018
  • Seleksi desk evaluation: 13 Agustus-7 September 2018
  • Pengumuman hasil seleksi desk evaluation: 14 September 2018

Beasiswa Disertasi Periode II

  • Pembukaan pendaftaran: 9 Juni 2018
  • Submit dokumen: 9 Juni-21 September 2018
  • Penutupan pendaftaran: 21 September 2018
  • Seleksi desk evaluation: 26 November-22 Desember 2018
  • Pengumuman hasil seleksi desk evaluation: 28 Desember 2018

(Sumber: Informasi LPDP Kemenkeu). 

Salam Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun