Mohon tunggu...
Shulhan Rumaru
Shulhan Rumaru Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat Aksara

Penikmat Aksara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mau Lolos Seleksi Beasiswa LPDP, Ini Bocorannya!

4 Mei 2018   00:37 Diperbarui: 4 Mei 2018   17:03 25534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Informasi kelulusan melalui akun LPDP (foto pribadi)

a) Verifikasi berkas asli sesuai yang sudah kamu unggah pada tahap seleksi administrasi. Kurang satu saja berkasnya atau ketahuan berkas yang kamu unggah adalah palsu atau rekayasa, maka seketika kamu dinyatakan GUGUR. Mengerti? Aduh, maaf, kok, malah saya yang galak, yah! Hahaha. Semua demi kebaikanmu juga kawan. Damai!

b) Essay on the spot. Nah, setelah dinyatakan lolos verivikasi berkas, di hari itu juga kamu akan mengikuti tes satu ini. Apakah kamu bakalan dinyatakan gugur hari itu juga? Oh, tentu tidaaaak, LPDP mah baik hati. Sebab tes ini masih dalam rangkaian seleksi subtansi, ya, penilaiannya di akhir seleksi (kecuali verifikasi berkas).

Lantas, apa yang kudu kamu lakukan di tes ini? Namanya juga essay on the spot, pastinya kamu diminta menulis kurang lebih 3-4 paragraf dalam bahasa Inggris (bagi pelamar LPDP ke LN) sesuai tema yang diberikan LPDP. 

Tapiiiii, jangan anggap remeh tes satu ini, karena menurut saya, ini merupakan salah satu tes yang cukup sulit. Mengapa? Sebab kita gak akan pernah tahu akan diminta menulis topik apa. Alhasil, yang saya lakukan sebulan sebelum tes ini adalah memantau berita dari berbagai kanal berita baik televisi, koran, majalah, maupun portal online. Bukan sekadar pantau, loh, ya, saya rangkum semua beritanya secara lengkap dan tentu saja latihan menulis tentang isu-isu tersebut. 

Bagaimana kalau grammar saya acak-adut? Tulis aja bray, gak usah pusingin grammar, sing penting nyampe maksud dan tujuan tulisanmu. Lebih bagusnya, sih, kalau rapi tata bahasanya (grammar), mengingat pelamar LPDP lainnya adalah orang-orang keren di bidangnya yang mungkin sudah mahir menulis. Tipe tulisannya itu mirip-mirip writing task 2 dalam IELTS. 

Pengalaman saya gimana soal ini? Beeeuh, sereeeem, yang ikut tes bareng saya itu ada yang sudah S2-nya di LN, ada pakar, ada yang sudah bolak-balik kegiatan di LN, dan kebanyakan TOEFL dan IELTS-nya sudah mantap. Makanya, saya merasa beruntung bisa lulus LPDP (cerita saya lulus LPDP, nanti sesi khusus aja, yah).

c) Leaderless group discussion. Jujur aja, tes ini gak kalah deg-degan karena persoalan yang mau didiskusikan itu gak ada kisi-kisi sebelum masuk ruang diskusi. Satu-satunya cara yang perlu kamu lakukan adalah memantau isu kekinian, siapa tahu isu yang kamu pantau malah jadi bahan diskusi. Mekanisme diskusinya gimana? Ya, namanya LGD, jadi jangan sok-sokan mengendalikan diskusi seperti menjadi moderator. Berikan pendapatmu tanpa menafikan pendapat orang lain apalagi berdebat dalam forum. Biarkan diskusi mengalir apa adanya.

d) Wawancara. Inilah puncak dari semua sesi tes substansi sekaligus yang paling menentukan apakah kamu lulus atau tidak. Di sesi ini, juallah dirimu sebagus mungkin kepada 3-4 pewawancara ahli; ada pihak LPDP, pakar di bidang keilmuan yang akan kamu ambil saat kuliah nanti, psikolog, dan (khusus afirmasi) biasanya ada utusan pemerintah daerah. 

Apa saja pertanyaannya, kurang lebih saya merangkum 20 pertanyaan yang sering ditanyakan mulai dari perkenalan diri, rekam jejak diri, kontribusi, alasan mengikuti seleksi beasiswa LPDP, visi-misi kita terkait pendidikan, rencana tesis/disertasi dll (ini perlu tulisan khusus). Satu kata kunci dalam wawancara ini adalah LPDP mencari PEMIMPIN muda. Jadi, cerminkan dirimu sebagai pemimpin di bidangmu, ceritakan apa yang kamu lakukan dan lakukanlah apa yang kamu ceritakan.

Pengalaman saya sewaktu wawancara LPDP, saya menjual diri sebagai pekerja media, eks admin Kompasiana, penulis, editor buku dan pekerja sosial di kampung halaman. Saya cerita apa adanya tanpa menambah atau mengurangi porsinya, juga tidak hiperbolis. Saya ceritakan itu semua, tak lebih dari 5 menit. Mengapa begitu? Supaya interaksinya menjadi lebih intens. Saya membiarkan tim pewawancara bertanya sebanyak-banyaknya. 

Periode pascates
Saya belum bisa bicara banyak tentang pasca kelulusan Beasiswa LPDP tapi setidaknya saya akan bahas apa yang sudah saya jalani dan yang telah dijadwalkan LPDP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun