Tri Hita Karana menegaskan bahwa manusia bukan penguasa alam, melainkan bagian darinya.
Pendidikan berwawasan lingkungan (eco-school) menjadi implementasi nyata nilai Palemahan, seperti pengelolaan sampah, penghijauan sekolah, hingga pembelajaran kontekstual berbasis ekosistem lokal.
Kesadaran ekologis ini membantu siswa menjadi agen perubahan dalam menjaga kelestarian bumi.
Nilai-nilai Tri Hita Karana dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan karakter dengan beberapa strategi berikut:
Integrasi Nilai Lokal ke dalam Mata Pelajaran
Guru dapat mengaitkan nilai-nilai THK dalam pembelajaran IPA (hubungan manusia-alam), PPKn (hubungan sosial), dan Agama (hubungan dengan Tuhan).Kegiatan Ekstrakurikuler dan Projek Profil Pelajar Pancasila
Melalui kegiatan seperti penghijauan, bakti sosial, atau festival budaya, peserta didik dilatih untuk menerapkan nilai keseimbangan dan kebersamaan.Pembiasaan dan Budaya Sekolah
Sekolah yang berlandaskan Tri Hita Karana akan menciptakan suasana belajar yang religius, ramah lingkungan, dan harmonis secara sosial.
Walaupun berasal dari budaya Bali, Tri Hita Karana memiliki nilai universal yang sejalan dengan prinsip pendidikan global, seperti:
Spiritual Intelligence (kecerdasan spiritual) -- sejalan dengan Parahyangan.
Social Intelligence (kecerdasan sosial) -- sejalan dengan Pawongan.
Ecological Intelligence (kecerdasan ekologis) -- sejalan dengan Palemahan.